Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Ada pelajaran hijab di sekolah SMA di Amerika, orangtua murid protes

Written By Unknown on Rabu, 27 Februari 2013 | 17.11

TEXAS (Arrahmah.com) – Keributan terjadi di selatan negara bagian Texas, Amerika Serikat (AS) setelah para siswi sekolah di sana diminta mengenakan pakaian Muslimah, seperti jilbab dan burqa, untuk membantu mengubah persepsi mereka tentang Muslim dan Islam.

"Sebagai orang tua kita harus menyadari bahwa hal ini sudah melewati batas," kata seorang orangtua dari seorang siswa berusia 14 tahun di SMA Lumberton kepada Fox News, seperti dilansir Onislam pada Selasa (26/2/2013).

"Anak-anak Kristen yang ingin berdoa harus melakukannya di luar jam sekolah, namun Islam malah diajarkan kepada anak-anak kita selama jam sekolah."

Para siswi di sekolah itu diminta untuk mengenakan burqa sebagai bagian dari praktek di kelas geografi dunia. Topik umum dari kelas pada hari itu adalah Islam.

"Mereka ditanya mengenai persepsi mereka tentang Islam," kata seorang ibu Amerika, yang melihat foto putrinya memakai burqa yang diupload di Facebook.

"Sebagian besar siswa mengatakan mereka berpikir tentang terorisme. Mereka merespon, 'kami akan mengubah cara pandang kami mengenai Islam.'."

Materi kelas tersebut adalah bagian dari sistem pendukung kurikulum pendidikan yang digunakan di sembilan belas dari dua puluh daerah pendidikan di Texas.

Para petugas sekolah menyatakan praktek mengenakan burqa tersebut sebagai bagian dari cara memberikan pemahaman yang lebih baik tentang budaya dunia dan agama kepada para murid.

"Pelajaran yang ditawarkan fokus pada budaya dunia, agama, adat istiadat dan sistem kepercayaan," kata Lumberton Independent School District dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Fox News.

Sebuah laporan terbaru oleh CAIR, University of California Berkeley dan Pusat untuk Ras dan Gender menemukan bahwa Islamofobia di AS terus meningkat.

Sebuah survei di AS telah mengungkapkan bahwa penyebabnya bisa jadi karena pengetahuan orang-orang Amerika tentang Muslim dan Islam yang sebenarnya sangat sedikit. Propaganda media anti-Islam berperan penting dalam mendistorsi Islam. (siraaj/banan/arrahmah.com)


17.11 | 0 komentar | Read More

Syiah lakukan pendekatan adat di Wajo Sulawesi Selatan

MAKASSAR (Arrahmah.com) – Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan yang dikenal penduduknya ahlussunnah wal jamaah ternyata telah disusupi aliran Syiah. Hal ini dilaporkan Muhammad Yamin, salah seorang mahasiswa asal Wajo yang menjadi peserta kajian Mufti Yaman, Syaikh Ahmad bin Hasan (24/2) di Mesjid Kampus Politeknik Negeri Ujung Pandang, Makassar.

"Masyarakat sudah dua kali melakukan pengusiran. Pertama kali mereka datang memanfaatkan mesjid besar. Kemudian kami usir. Lalu mereka menempati Islamic Center. Itupun masih kami usir. Sekarang mereka menggunakan pendekatan adat dan sufi untuk mempengaruhi masyarakat. Tapi mereka juga dekat dengan pemerintah. Menurut Syaikh, apa yang mesti kami lakukan?" ungkapnya panjang lebar menjelaskan perkembangan Syiah di kabupaten Wajo seperti dilansir MuslimUnhas.

Seperti diketahui, Syiah dalam pandangan kaum Muslimin merupakan salah satu aliran sempalan terbesar dan tertua dalam sejarah Islam. Sebagaimana disampaikan Syaikh Mamduh, Komisaris Majalah Qiblati dan mantan Ketua Perhimpunan Muallaf Dunia saat Seminar Islam dan Ideologi (17/2) di Unhas, pokok ajaran mereka adalah Imamah. Keyakinan bahwa setelah Rasulullah, kaum Muslimin wajib membaiat dan beriman pada kepemimpinan Ali bin Abi Thalib dan 11 imam (12 imam) setelahnya berdasarkan ketetapan wahyu Allah. Namun sebagaimana studi kritis Syaikh Mamduh, tidak satupun ayat-ayat Al-Qur'an yang mendukung klaim kepemimpinan Ali bin Abi Thalib ala syiah. Bantahan-bantahan terhadap syiah dalam berbagai topik pun telah beliau sampaikan secara berseri di majalah Islam Internasional Qiblati.

Menjawab pertanyaan Muhammad Yamin, Syiakh Ahmad mengatakan, tanggung jawab menghadang penyebaran syiah merupakan tanggung jawab semua kaum Muslimin.

"Kita akan ditanya pada hari kiamat nanti" kata syaikh tegas.

"Kita harus melawan dengan ilmu. Jangan menggunakan kekerasan yang dapat membuat masyarakat justru simpati pada mereka. Pelajari Islam dengan benar dan dakwahkan." jawab beliau memberikan solusi. (bilal/HA/arrahmah.com)


17.11 | 0 komentar | Read More

Anak presiden Chad terluka parah di tangan Al-Qaeda, pasukan khusus Chad mundur dari Mali Utara

KIDAL (Arrahmah.com) – Sumber-sumber khusus di Mali Utara melaporkan kepada situs berita Mauritania, Anbaa Info, pada Senin (25/2/2013) bahwa Pasukan Khusus Chad yang berasal dari suku Zagowah dan Qara'an mundur dari garis depan pertempuran sengit yang terjadi di antara pasukan ECOWAS yang didukung pesawat tempur penjajah salibis Perancis dengan mujahidin di bertahan di pegunungan Ufogas.

Sumber-sumber militer di garis depan melaporkan kepada Anbaa Info bahwa Pasukan Khusus Chad ditarik mundur setelah anak presiden Chad, Mayor Jendral Muhammad Idris Debby, terluka parah dalam pertempuran sengit terbaru dengan mujahidin.

Terluka parahnya anak presiden Chad merupakan pukulan berat kedua bagi Pasukan Khusus Chad yang bertempur dalam pasukan gabungan ECOWAS di Mali Utara. Beberapa jam sebelumnya, panglima tertinggi Pasukan Khusus Chad untuk operasi di Mali Utara, Jendral Abdul Aziz Hasan Adam, tewas tertembak dalam pertempuran sengit dengan mujahidin.

Satuan Pasukan Khusus Chad yang ditarik mundur dari medan pertempuran di pegunungan Efogas menyatakan keberanian Pasukan Khusus Chad yang sudah sangat terkenal telah diperalat oleh pasukan Perancis yang menjerumuskan mereka dalam pertempuran tidak seimbang dengan sekelompok "hantu" yang bisa bersembunyi dan muncul menyerang secara tiba-tiba di wilayah pegunungan Efagos.

"Ketika satuan-satuan Pasukan Khusus Chad maju ke garis terdepan pertempuran, kami melihat sendiri pasukan-pasukan Afrika lainnya menolak maju untuk menghadapi musuh. Hal itu jelas kami tolak." kata sejumlah anggota Pasukan Khusus Chad yang ditarik mundur dari medan pertempuran di pegununan Efogas.

Mujahidin Anshar Ad-Din telah melancarkan perang gerilya di wilayah luas gurun Sahara di Mali Utara. Sementara itu mujahidin Al-Qaeda Negeri Maghrib Islam (AQIM) yang telah belasan tahun bergerilya dan membangun basis di wilayah pegunungan sepanjang Aljazair, Tunisia, Libya dan Mauritania, memancing pasukan ECOWAS dan penjajah salibis Perancis dalam pertempuran di wilayah pegunungan Efagos.

Hanya dalam hitungan beberapa hari pertempuran gerilya, jendral Pasukan Khusus Chad tewas dan anak presidennya terluka parah di tangan mujahidin AQIM. Amir AQIM, Syaikh Abu Mush'ab Abdul Wadud, dalam pesan videonya yang dirilis oleh Yayasan Media Al-Andalus telah menegaskan bahwa AQIM telah siap menerjuni perang gerilya untuk satu abad lamanya. (muhib almajdi/arrahmah.com)


17.11 | 0 komentar | Read More

Rakyat Afghan di Wardak berdemo menentang keberadaan pasukan penjajah AS

WARDAK (Arrahmah.com) – Ratusan atau bahkan mencapai ribuan rakyat Afghan turun ke ibukota provinsi Wardak, Afghanistan, untuk menunjukkan kemarahan terhadap pasukan penjajah AS dan boneka mereka yang telah berbuat kerusakan di tengah-tengah masyarakat, seperti membunuh, menyiksa dan menangkapi warga sipil di provinsi tersebut.

Demonstrasi tersebut digelar pada Selasa (26/2/2013), mereka menuntut penarikan segera tentara kafir AS dan tentara bayaran mereka sambil meneriakkan slogan-slogan "Mati untuk Amerika," "Mati untuk Obama," dan "Mati untuk pasukan khusus."

Mereka mengatakan akan bergabung dengan Taliban jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.

"Jika situasi terus seperti ini, provinsi ini akan segera runtuh. Rakyat akan bergabung dengan perlawanan segera karena perlakuan kejam pasukan ini," kata Haji Abdul Qadlim, seorang demonstran, kepada Reuters, seperti dikutip Khaama Press.

Demonstrasi massa ini muncul setelah juru bicara Presiden Hamid Karzai Aimal Faizi pada Ahad (24/2) mengumumkan bahwa seluruh pasukan khusus AS di Wardak diberi waktu dua minggu untuk angkat kaki setelah kebanjiran keluhan warga terkait penyerbuan rumah, pembunuhan, penangkapan warga sipil tak bersalah oleh pasukan penjajah itu dibantu milisi lokal bayaran mereka. (siraaj/arrahmah.com)


17.11 | 0 komentar | Read More

إصابة نجل الرئيس تشادي في مواجهات ايفوغاس مع المجاهدين

(شبكة الرحمة الإسلامية) – ذكر ت مصادر خاصة من الشمال المالي ل"أنباء انفو ان مجموعة من الجيش التشادي ينحدرون من قبيلتي الزغاوة والقرعان انسحبت من الخطوط الامامية للمعارك الدائرة بين قوات الايكواس مدعومة بالطيران الفرنسي والمجموعات الجهادية المتحصنة في جبال ايفوغاس.

و تقول مصادر "أنباء" ان عملية انسحاب الجنود تشاديين جاءت بعد اصابة نجل الرئيس تشادي الجنرال محمد إدريس ديبي في مواجهات جديدة مع الاسلاميين.

وذلك ساعات بعد مقتل قائد القوات التشادية في مالي عبدالعزيز حسن ادم علي يد الجماعات الجهادية

وتقول المجموعة المنسحبة من الجيش تشادي ان شجاعة تشاديين التي طالما عرفوا بها اصبحت ذريعة لاستغلالهم من قبل فرنسا التي زجت بهم في معركة غير متكافئة مع اشباح يظهرون ويختفون فجاة في الوقت الذي تتقدم فيه عناصر الجيش تشادي للخطوط الامامية من الجبهة نشاهد بقية القوات الافريقية ترفض التقدم لمواجهة الاعداء وهو مانرفضه.

المصدر: أنباء انفو, يوم الإثنين 25 فبراير 2013 م

Sebarkan!

Raih amal shalih, sebarkan informasi ini...


17.11 | 0 komentar | Read More

80 tentara dan polisi rezim Syiah Irak tewas oleh tiga serangan bom mobil di Baghdad

Written By Unknown on Senin, 25 Februari 2013 | 17.11

BAGHDAD (Arrahmah.com) – Departemen Informasi Daulah Islam Irak kembali merilis hasil-hasil operasi intelijen yang mereka lakukan dan berhasil mereka dokumentasikan di propinsi Baghdad untuk periode bulan Dzulhijah 1433 H. Berikut laporan berkala tersebut untuk hari Jum'at dan Sabtu, tanggal 10 dan 11 Dzulhijah 1433 H bertepatan dengan 26 dan 27 Oktober 2012 M.   

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Laporan tentang operasi-operasi intelijen di wilayah Baghdad

 

Segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada nabi kita Muhammad, keluarganya dan seluruh sahabatnya. Amma ba'du.

Berikut ini laporan tentang operasi-operasi intelijen yang berhasil didokumentasikan dan dilakukan oleh mujahidin Daulah Islam Irak ~semoga Allah menjayakannya~ di sebagian wilayah dalam propinsi Baghdad selama bulan Dzulhijah 1433 H, segala pujian dan karunia milik Allah semata.

1. Satu regu mujahidin menyerang seorang hakim murtad yang memerangi Islam dengan menghadang konvoi kendaraan dinasnya dan menembaknya dalam mobil dinasnya dengan senjata berperedam suara di jalan raya Mashatil, A'zhamiah. Allah menakdirkan ia lolos dari kematian. Serangan ini dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijah 1433 H.

2. Meledakkan mobil yang diparkir dan penuh bom terhadap posko tempat berkumpul tentara dan perwira militer rezim Shafawi wilayah Jawadir, Shadr City. Ketika pasukan bantuan tentara dan polisi rezim Shafawi berdatangan ke lokasi ledakan, untuk mengevakuasi para korban tewas dan cedera, mujahidin meledakkan bom mobil kedua sehingga menewaskan lebih dari 69 tentara dan polisi. Serangan ini dilakukan pada tanggal 11 Dzulhijah 1433 H.

3. Meledakkan mobil yang diparkir dan penuh bom terhadap konvoi pasukan rezim Shafawi yang mengawal para peziarah Rafidhah Iran yang mengadakan upacara pada berhala-berhala mereka di kawasan Kazhimiyah. Serangan itu menewaskan dan melukai sejumlah tentara. Serangan ini dilakukan pada tanggal 11 Dzulhijah 1433 H.

4. Menyerang posko tempat berkumpulnya tentara dan perwira tentara Dajjal dengan meledakkan ranjau berkekuatan besar di desa Jihad. Ketika pasukan bantuan tentara dan polisi rezim Shafawi berdatangan ke lokasi ledakan, untuk mengevakuasi mayat-mayat tentara, mujahidin meledakkan bom mobil yang diparkir dekat lokasi kejadian sehingga menewaskan puluhan tentara dan polisi. Serangan ini dilakukan pada tanggal 11 Dzulhijah 1433 H.

Allahu Akbar

Kemuliaan hanyalah milik Allah, Rasul-Nya dan kaum beriman, akan tetapi orang-orang munafik tidak memahaminya.

 

Departemen Informasi

Daulah Islam Irak

 

Sumber: Al-Fajr Media Center

(muhibalmajdi/arrahmah.com)


17.11 | 0 komentar | Read More

Taruna Muslim: Panja Densus 88 akan berjalan lamban dan penuh intervensi

JAKARTA (Arrahmah.com) – Ketua Umum Taruna Muslim, Ustadz Alfian Tanjung menilai Panitia Kerja yang menyelidiki pelanggaran Detasemen Khusus 88 dalam operasinya (Panja Densus 88) oleh DPR akan berjalan lambat karena anggota dewan akan disibukkan urusan menjelang Pemilu 2014.

"Panja Densus akan sangat lamban. Bahkan tidak efektif karena masing-masing partai akan disibukkan dengan konsolidasi politik," ujarnya kepada arrahmah.com, Senin (25/2/2013) Jakarta.

Lebih dari itu, ia mengatakan kebijakan partai-partai terhadap densus 88 yang berada di Panja tersebut akan penuh intervensi oleh unsur eksternal.

"Pasti akan dapat intervensi baik oleh pemerintah NKRI,  Pemerintah AS, maupun Australia," tegas Ustadz Alfian.

Kendati demikian, ia meminta ormas dan Umat Islam untuk tetap mengawal panja Densus 88 agar tidak diintervensi dan dapat berjalan sesuai tujuan dibentuknya Panja.

"Ormas Islam harus kuat-kuatan dengan upaya mereka membungka Panja," ucap Ustadz Alfian.

Sementara itu,  Ustadz Alfian Densus 88 agar segera diaudit keuangannya dan sumber dananya, dan meminta Densus 88 agar segera pula untuk dibubarkan. "Petingginya juga harus diadili," tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, DPR berencana membentuk panitia kerja pengawasan Densus 88.

"Tujuannya agar aspirasi dan kritik masyarakat terkait penanganan terorisme dapat ditangani oleh DPR dan direspon oleh Kapolri dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme. Panja juga akan meminta agar kinerja penanggulangan terorisme dilakukan secara transparan dan akuntabel," ujar Almuzzammil, anggota DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jumat (15/2/2013) seperti dilansir Antara.

Tindakan Densus 88 menurut dia, dalam menindak terduga teroris dinilai telah meresahkan masyarakat, terutama umat Islam.

Densus 88 diduga telah melakukan pelanggaran HAM berat, karena telah dengan sengaja beberapa kali melakukan salah tangkap dan salah tembak yang mengakibatkan korban nyawa dan luka-luka, ujar Muzzammil. (bilal/arrahmah.com)


17.11 | 0 komentar | Read More

Puluhan tentara dan polisi rezim Syiah Irak kembali tewas oleh serangan bom mobil

BAGHDAD (Arrahmah.com) – Departemen Informasi Daulah Islam Irak kembali merilis hasil-hasil operasi intelijen yang mereka lakukan dan berhasil mereka dokumentasikan di propinsi Baghdad untuk periode bulan Dzulhijah 1433 H. Berikut laporan berkala tersebut untuk hari Senin dan Rabu, tanggal 20 dan 22 Dzulhijah 1433 H bertepatan dengan 5 dan 7 November 2012 M.   

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Laporan tentang operasi-operasi intelijen di wilayah Baghdad

Segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada nabi kita Muhammad, keluarganya dan seluruh sahabatnya. Amma ba'du.

Berikut ini laporan tentang operasi-operasi intelijen yang berhasil didokumentasikan dan dilakukan oleh mujahidin Daulah Islam Irak ~semoga Allah menjayakannya~ di sebagian wilayah dalam propinsi Baghdad selama bulan Dzulhijah 1433 H, segala pujian dan karunia milik Allah semata.

1. Menyerang dan membunuh seorang polisi durjana yang menjaga kantor pemerintahan rezim Shafawi dan termasuk orang yang sangat gencar memerangi kaum muslimin. Mujahidin menyerang dengan senjata berperedam suara di desa Ta'mah, Dauah. Serangan itu menewaskan dirinya dan seorang polisi lainnya di likasi kejadian. Serangan ini dilakukan pada tanggal 20 Dzulhijah 1433 H.

2. Meledakkan mobil yang diparkir dan penuh bom terhadap posko tempat berkumpul tentara dan perwira militer serta para pejabat rezim Shafawi di kawasan Malhaniyah, desa Amil. Serangan ini menewaskan dan mencederai banya polisi, tentara dan pejabat rezim Shafawi. Beberapa bangunan dan kendaraan mereka ikut hancur dan terbakar. Serangan ini dilakukan pada tanggal 22 Dzulhijah 1433 H.

Allahu Akbar

Kemuliaan hanyalah milik Allah, Rasul-Nya dan kaum beriman, akan tetapi orang-orang munafik tidak memahaminya.

 

Departemen Informasi

Daulah Islam Irak

 

Sumber: Al-Fajr Media Center

(muhibalmajdi/arrahmah.com)


17.11 | 0 komentar | Read More

Kebutuhan Imunisasi halal dan Thayib

JAKARTA (Arrahmah.com) – Komunitas Halal Corner (HC) menggelar acara yang bertajuk "Imunisasi Halal dan Thayyib?" pada hari Sabtu kemarin (23/2/2013) yang di adakan di Wisma Antara Jakarta, membahas pro kontra terkait vaksinasi ataupun imunisasi yang terus berlanjut dan tidak ada habisnya. Pro kontra vaksinasi, biasanya diiringi oleh argumen tertentu mulai dari alasan medis, alasan keagamaan bahkan alasan adanya konspirasi dibalik pemberian vaksinasi atau imunisasi tersebut.

Acara ini diadakan atas dasar keprihatinan HC melihat isu-isu yang berkembang di masyarakat seputar Vaksin dan juga sebagai tanggung jawab HC sebagai community (komunitas) untuk mengangkat topik Imunisasi ke ranah ilmiah dalam upaya untuk mengedukasi masyarakat.

Beberapa pembicara yang kompeten di bidangnya diundang untuk menjadi pemateri pada acara itu. Mulai dari perwakilan Depkes, MUI, praktisi kesehatan umum hingga perusahaan farmasi. Dari perwakilan praktisi kesehatan umum hadir dr Pinprim B Yanuarso Sp.(A)K dan dr Tryando Bhatara, dari MUI diwakili oleh Dr Asrorun Ni'am Sholeh yang menjabat sebagai sekretaris Komisi Fatwa MUI, dari kementerian kesehatan diwakili oleh dr Yuliandi dan terakhir dari perwakilan perusahaan farmasi dalam hal ini Bio Farma diwakili oleh ibu Astri Rachmawati.

Secara umum semua pembicara mendukung upaya vaksinasi untuk dilakukan, yang menurut mereka hal itu sangat penting bagi kesehatan anak. Bahkan dari perwakilan kementerian kesehatan dr Yuliandi meminta agar adanya upaya penyuluhan yang intensif untuk mensosialisasikan program imunisasi kepada masyarakat secara luas.

Pada bagiannya dr Tryando Bhatara – yang dalam materinya memaparkan banyak data-data 'sisi negatif' akibat vaksin – secara halus menolak jika vaksinasi ataupun imunisasi harus menjadi wajib ataupun diwajibkan kepada masyarakat. 

"Biarkan masyarakat sendiri yang memilih mau atau tidak divaksin atau diimunisasi karena hal itu juga bagian dari hak warga negara dan hak azazi manusia," ungkapnya seperti dikutip dari islampos.

Sedangkan menurut Dr Asrorun Ni'am Sholeh dari komisi fatwa MUI, yang penting dari semua itu adalah terbuat dari barang halal serta thayyib atau tidak zat-zat yang dipakai untuk memvaksinasi ataupun imunisasi.

"Karena sebelumnya dari paparan pihak Bio Farma, terungkap bahwa untuk vaksin folio dalam prosesnya masih memerlukan unsur barang haram dari hewan babi, meskipun dalam proses akhir unsur barang haram itu sudah hilang sama sekali," papar Dr.Ni'am

Acara yang dihadiri sekitar dua ratusan peserta tersebut berakhir pada jam satuan setelah di mulai sejak pagi hari. Sayangnya acara yang bertema sangat menarik ini lebih banyak menampilkan pembicara yang pro vaksin dan imunisasi, mungkin ke depannya komunitas Halal Corner bisa mengangkat tema sejenis dengan pembicara yang berimbang, baik dari yang pro maupun kontra, sehingga masyarakat bisa lebih tercerahkan. (bilal/arrahmah.com)


17.11 | 0 komentar | Read More

Jurus Jokowi berkelit dari desakan tidak terbitkan IMB Kedubes AS

JAKARTA (Arrahmah.com) - Dengan mengenakan kopiah hitam berbaju koko putih dan bersyalkan sarung, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akhirnya menemui belasan delegasi ormas-ormas Islam yang sudah 1,5 jam menunggu, Jum'at (22/2) sore di ruang tamu Kantor Gubernur DKI Jakarta.

Setelah dipersilakan, ketua delegasi Muhammad Ismail Yusanto menyatakan maksud kedatangannya. "Kami mewakili berbagai ormas Islam datang kemari meminta Pak Jokowi supaya tidak menerbitkan IMB Kedubes Amerika," ungkap Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia tersebut seperti dilansir Media Umat.com.

Ismail mewanti-wanti pejabat yang gemar blusukan tersebut agar tidak hanya melihat pembangunan Kedutaan Besar Amerika dari sisi teknis dan adminstrasi belaka. Tetapi harus dilihat dari sisi politisnya juga.

Karena menurut Ismail, semakin besar kedubes Amerika —sehingga nantinya dapat menampung 16 ribu staf tersebut— akan semakin meningkatkan pula kemampuan Amerika untuk menjalankan misi imperialismenya.

Maka, lanjut Ismail, sekarang ini Jokowi memiliki peran penting. "Melindungi negara, kami akan menyokong Pak Jokowi dari belakang untuk mencabut IMB ini," ujarnya.

Dengan santai Jokowi menjawab: "Jadi kami mau komentari apa, karena belum mendapatkan permohonan izin itu."

Kepala Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B) DKI Jakarta Putu Indiana mengiyakan Jokowi. "Kedubes Amerika memang belum mengajukan permohonan ke gubernur, sekarang lagi proses di Dinas Pariwisata terkait relokasi Gedung Syahrir, kami tidak akan mengeluarkan izin kalau Dinas Pariwisata dan Deplu belum memberikan izin."

"Tapi kami sudah mendapatkan informasi dari Pak Devi Lesmana, Kepala Seksi Kelaikan Arsitektur Dinas P2B, bahwa tiga tahapan untuk mendapatkan izin IMB sudah lulus sidang semua," ungkap Ismail.

Putu pun menjelaskan, kelulusan itu hanya terkait dengan konsultasi teknis saja, perlu persyaratan lain, di antaranya dari dua departemen yang disebut di atas. Putu juga menegaskan: "Kami di dinas teknis hanya melayani teknis, bila terpenuhi, kami tidak punya alasan untuk tidak memberikan izin."

Mengerti apa yang dimau para delegasi, Putu pun melempar bola ke Jokowi. "Yang di luar teknis ya gubernur." Kontan saja para delegasi pun tersenyum kemudian menoleh ke Jokowi.

"Yaaa… kami akan kirim surat secara resmi ke Deplu, akan kami sampaikan adanya keberatan dari para ustadz-ustadz," ujar Jokowi menjawab tatapan mata dan senyum para delegasi.

Ketua Presidium Mer-C Joserizal Jurnalis yang sedari tadi mendengarkan, kini angkat bicara. "Biasanya Pak Jokowi suka uji publik kalau terkait masalah yang besar," pancing Joserizal.

Dengan spontan Jokowi menjawab: "Kalau uji publik, nanti ruangan penuh masyarakat, menolak semua."

Dengan sigap Ismail menimpali: "Nah, itu bisa jadi dalil bahwa masyarakat tidak setuju!"

Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia Rokhmat S Labib kemudian mengingatkan akan terus mengalirnya dosa orang yang turut membantu membangun gedung yang digunakan untuk markas intelijen negara penjajah  Amerika itu. "Kalau Pak Jokowi bangun masjid itu kan amal jariah, kalau membangun kedubes AS amal salah yang dosanya terus mengalir," Rokhmat mengingatkan.

Suasana pun jadi riuh rendah, Jokowi tersenyum lalu lempar bola: "Bukan saya, Pak Putu…!"

Namun Putu pun mengingatkan bahwa dirinya hanyalah pelaksana teknis, kebijakan akhirnya ada di Jokowi. Maka Rokhmat pun meminta ketegasan Jokowi untuk menolak memberikan IMB. "Saya ingin menerima jaminan bahwa Pak Jokowi menolak!" tegasnya.

Jokowi hanya senyum-senyum saja. Pimpinan Ma'had Daarul Muwahhid KH Shoffar Mawardi, dengan mimik wajah yang sangat serius berkata: "Kami datang kemari untuk menyampaikan hal-hal yang tidak dipikirkan pemerintah, padahal ini menyangkut masalah dunia akhirat Pak Jokowi dan bangsa."

Seakan mencoba menerka bahwa Jokowi tidak mau dengan tegas menolak lantaran kuatir ditekan pihak Amerika, Ismail berkomentar: "Kalau Pak Jokowi mendapat tekanan-tekanan, serahkan kepada kita, biar kita bantu dari belakang."

Jokowi tetap mesem-mesem, tidak mau menyatakan akan menolak menerbitkan IMB. Abu Bilal utusan dari Jamaah Ansharu Tauhid lalu angkat bicara karena kuatir azab Allah akan semakin besar bila kedubes Amerika diperbesar.

"Pak Jokowi harus bersyukur dan berterima kasih, karena inilah kerja nyata kami untuk membangun Jakarta, membangun bangsa ini, untuk menghindari azab yang lebih besar dari Allah SWT."

Jokowi tetap tersenyum. Rokhmat yang merasa pertanyaannya belum dijawab kembali angkat bicara. "Bagaimana pernyataannya, itu yang ingin saya dengar!"

Sambil mengerutkan dahi dan mimik wajah agak cemberut, Jokowi menjawab. "Mengajukan ke saya juga belum!"

Ismail langsung menyambar. "Kalau sudah?"

Jokowi pun menjawab. "Nanti, kita lihat nanti," pungkasnya.

Dalam kesempatan itu, nampak pula delegasi dari ormas Islam lainnya termasuk Mukhlis Abdullah (Muhammadiyah) dan Prof Dr Musjby (International Moslem Brotherhood). Sedangkan dari pihak pemda nampak hadir pula Ketua Kesbangpol DKI Jakarta Zainal Mustafa.

Di luar gedung, sembari mendengarkan orasi, sekitar 400 massa membawa spanduk dan poster penolakan pembangunan Kedubes Amerika. (bilal/arrahmah.com)


17.11 | 0 komentar | Read More

Tentara Zionis menyerang para jamaah Muslim di Masjid Al-Aqsha saat menuntut pembebasan tahanan Palestina

Written By Unknown on Sabtu, 23 Februari 2013 | 17.11

YERUSALEM (Arrahmah.com) – Ratusan jamaah Muslim Palestina mengadakan protes, setelah shalat Jum'at (22/2/2013) di Masjid Al-Aqsha di Yerusalem Timur, untuk memprotes penahanan para aktivis politik Palestina oleh Israel. Para demonstran diserang oleh para tentara Zionis yang menyerbu lingkungan suci tersebut.

Sumber-sumber lokal melaporkan bahwa tentara Zionis menembakkan granat dan bom gas terhadap para demonstran dalam upaya untuk  membubarkan para demonstran dan memaksa mereka keluar dari lingkungan masjid, sebagaimana dilaporkan IMEMC.

Selain itu, menurut laporan yang didapat IMEMC, tentara Zionis juga menaiki atap masjid dan melepaskan tembakan kepada para demonstran.

Protes itu dimulai setelah shalat Jum'at dilaksanakan. Ratusan orang berbaris di Gerbang Maroko, meneriakkan slogan-slogan menentang penjajah Israel dan menuntut pembebasan para tawanan Palestina yang sedang melakukan aksi mogok makan di penjara-penjara Israel, memprotes penahanan ilegal dan pelanggaran hak asasi terhadap mereka.

Soldiers Storming Al-Aqsa Mosque Yard fb.com/abdalafo

Soldiers Storming Al-Aqsa Mosque Yard fb.com/abdalafo

Bentrokan dengan pasukan Zionis Yahudi juga terjadi di beberapa bagian di Tepi Barat. Pasukan Zionis menyerang para demonstran yang sedang melakukan protes damai mingguan menentang Dinding Pembatasan pemukiman ilegal di Tepi Barat, serta solidaritas terhadap tahanan Samir Al-'Isawy, yang sedang melakukan aksi mogok makan selama delapan bulan.

Setidaknya 15 warga Palestina menderita luka akibat peluru militer Israel, dan puluhan lainnya terkena efek gas air mata.

Seorang anak yang diketahui bernama Amir Majid Arqawy (14) dipukuli oleh tentara Zionis di jalan Al-Jalama, di kota Jenin, dan dibawa oleh tentara kafir itu. Belum ada laporan lebih lanjut terkait nasib anak ini.

Di Hebron, seorang juru kamera Al-Jazeera TV, ditembak oleh peluru karet berlapis logam di lututnya setelah tentara Zionis menyerang para demonstran di jalan Syuhada' di kota itu. Joseph Handal dibawa ke rumah sakit lokal untuk mengobati lukanya. (siraaj/arrahmah.com)


17.11 | 0 komentar | Read More

Habib Rizieq: "Indonesia bukan Negara Demokrasi"

JAKARTA (Arrahmah.com) - Benarkah Indonesia Negara Demokrasi? Pertanyaan itu dilontarkan Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab dalam acara bertajuk NKRI Bersyariah, di Jakarta, Jumat (22/2/2013).

Secara singkat Habib Rizieq menguraikan, bahwa ketika perdebatan tentang Dasar Negara sebelum kemerdekaan diproklamirkan, Muhammad Yamin, Soepomo dan Soekarno mengajukan usulannya.

Pada tanggal 29 Mei 1945 dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) Muhammad Yamin mengusulkan Lima Dasar Negara tanpa menggunakan istilah Pancasila. Lima Dasar Negara usulan M. Yamin adalah: 1. Peri Kebangsaan, 2. Peri Kemanusiaan, 3. Peri Ketuhanan, 4. Peri Kerakyatan, 5. Kesejahteraan Sosial.

Pada sidang terakhir BPUPKI 1 Juni 1945 Soekarno mengajukan Lima Dasar: 1. Kebangsaan Indonesia, 2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan, 3. Mufakat atau Demokrasi, 4. Keadilan Sosial, 5. Ketuhanan.

"Baik usulan Soepomo, Yamin maupun 'Pancasilanya Soekarno', itu tidak pernah menjadi kesepakatan maupun keputusan BPUPKI," kata Habib Rizieq.

Kata Habib Rizieq, sidang berjalan alot. BPUPKI terbelah antara kelompok sekuler dengan kelompok Islam. Kelompok Islam sudah tentu menginginkan Negara berdasarkan Islam, dan ditentang kelompok sekuler.

Akhirnya sidang membentuk Panitia Sembilan. "Ada empat ulama dalam Panitia Sembilan ini, yaitu KH Abdul Wahid Hasyim (NU), KH Abdul Qohar Muzakkir (Muhammadiyah), KH Agus Salim dan Abikoesno Tjokrosoejoso, keduanya dari Syarikat Islam," ujar Rizieq. Sementara golongan sekuler diwakili Soekarno, M. Hatta, M. Yamin dan Ahmad Soebardjo. Dan, kalangan Kristen diwakili A.A Maramis.

Habib Rizieq menegaskan, justru Panitia Sembilan yang berhasil menetapkan Dasar Negara yang dibingkai dalam Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945. Lima Dasar Negara itu adalah: 1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, 3. Persatuan Indonesia, 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, 5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Malah sebelumnya, bunyi sila pertama versi Piagam Jakarta itu adalah: 'Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam', tanpa diikuti kalimat 'bagi pemeluk-pemeluknya'. Tetapi kemudian muncul kompromi dengan menambah kalimat 'bagi pemeluk-pemeluknya'.

Disepakati pula saat proklamasi kemerdekaan, Piagam Jakarta ini secara resmi akan dibacakan. Tapi, kata Habib Rizieq, terjadi penelikungan. Pada 17 Agustus 1945 itu bukan Piagam Jakarta yang secara resmi dibacakan, melainkan secara dadakan Soekarno membuat teks proklamasi dengan singkat lewat tulisan tangan. Teks proklamasi dadakan dan singkat inilah yang dibacakan untuk proklamasi kemerdekaan sebagaimana dikenal sampai sekarang.

Parahnya lagi, pada keesokan harinya, 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) bersidang, dan terjadilah terjadi pengkhianatan. Tanpa melibatkan wakil-wakil Islam sebagaimana dalam sidang BPUPKI sebelumnya, terjadilah pencoretan tujuh kata dalam sila pertama yang berbunyi: 'kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya'.

Dalih bahwa kalangan Kristen Indonesia Timur akan menarik diri dari NKRI jika Piagam Jakarta dideklarasikan seperti disampaikan Hatta yang, katanya, mendapat informasi dari opsir Jepang, menurut sejarawan dan budayawan Ridwan Saidi, itu dusta belaka. Tak ada faktanya.

Tanpa melibatkan wakil-wakil islam dalam pengesahan Dasar Negara Pancasila yang berbeda dengan Piagam Jakarta, sesungguhnya siding PPKI 18 Agustus 1945 itu tidak sah. Jadi, sebenarnya sampai sekarang jika umat Islam menegakkan syariat Islam di republik ini adalah sah. Yang berlawanan atau menentang, justru masuk kategori subversif.

Toh, meskipun demikian, kata Habib Rizieq, sila pertama yang diganti (tanpa melibatkan wakil-wakil Islam) menjadi 'Ketuhanan Yang Maha Esa", itu pun jelas maksudnya Allah Subhanahu Wata'ala. Sebab, Tuhan Yang Esa itu hanya ada dalam Islam. Ditambah lagi ditegaskan dalam Muqaddimah UUD 1945 pada alenia ketiga: "Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa", ini jelas merujuk kepada Islam.

Dengan pengkhianatan ini, sesungguhnya sidang PPKI yang tak melibatkan wakil-wakil Islam yang sudah menyepakati Piagam Jakarta bersama kelompok sekuler dan satu orang wakil dari golongan Kristen, adalah tidak sah. Dasar Negara yang sah adalah yang disepakati dan ditandatangani pada 22 Juni 1945 yang terdapat dalam Piagam Jakarta.

"Historisnya, Pancasilanya Soekarno ditolak. Yang disepakati adalah Dasar Negara yang terdapat dalam Piagam Jakarta," ungkap Habib Rizieq.

Lantas, kata Habib Rizieq, bagaimana ceritanya ujuk-ujuk Indonesia disebut sebagai Negara Demokrasi? Pancasila yang dijadikan sebagai Dasar Negara (lewat pengkhianatan) itu tidak menyebut republik ini sebagai sebagai Negara Demokrasi.

Tapi, lucunya, ungkap Habib Rizieq, Soekarno pernah mendeklarasikan Demokrasi Liberal dan Demokrasi terpimpin untuk tujuan melindungi Komunisme. Sementara Soeharto mendeklare Demokrasi Pancasila untuk melindungi Kebatinan.

Da, sekarang, yang katanya era 'reformasi' lebih kebablasan lagi. Jadi, jangankan untuk "bertaubat" mengembalikan syariat Islam sesuai kesepakatan dalam Piagam Jakarta, Pancasila sendiri diselewengkan dengan menyelenggarakan pemilihan langsung (presiden dan kepala daerah)–yang mengeluarkan banyak uang, sehingga pada nekat korupsi mencari uang haram agar terpilih dalam "pesta demokrasi", yang kalau sudah terpilih muncul lagi aksi untuk mengembalikan modal plus keuntungannya, sehingga jadilah demokrasi melahirkan para koruptor!

Habib Rizieq menceritakan, ia pernah mendapat kunjungan dari beberapa jenderal membahas soal ini. Menurut para jenderal itu, Indonesia adalah Negara Demokrasi. Lalu, ujar Habib Rizieq, tidak ada kata-kata atau kalimat dalam Pancasila atau UUD 45 yang menunjukkan Indonesia sebagai Negara Demokrasi.

"Ada," jawab para jenderal itu, "Dalam Pancasila sila ke-4, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan itu maksudnya adalah demokrasi."

"Itu Musyawarah. Musyawarah itu berbeda dengan Demokrasi," kata Habib Rizieq kepada para jenderal itu. Kemudian Habib Rizieq menguraikan beda Musyawarah dengan Demokrasi.

Akhirnya, cerita Habib Rizieq, jenderal-jenderal itu mengangguk bahwa Indonesia bukan Negara Demokrasi, melainkan, semestinya disebut Negara Musyawarah.

Celakanya lagi, kata Habib Rizieq, jika Soekarno mendeklare Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin dan Soeharto memaksakan istilah Demokrasi Pancasila, eh di era "reformasi" kian parah. Ada liberalisasi Pancasila. Pancasila diliberalkan.

Sebut misalnya, pemilihan presiden langsung atau kepala daerah yang dipilih langsung, itu justru bertentangan dengan sila keempat Pancasila yang menganut asas musyawarah untuk mufakat.

Dalam konteks ini, menurut Habib Rizieq, ada unsure kesengajaan dengan mengorupsi terminologi (istilah). Kelompok sekuler menafsirkan seenaknya, sehingga kata Musyawarah ditafsirkan sebagai Demokrasi.

Dalam hal ini, Habib Rizieq menambahkan, termasuk, misalnya, penggunaan istilah parlemen, itu juga untuk mengaburkan kata Musyawarah dan Perwakilan. "Jangan sebut parlemen, tapi DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) dan MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat)," tegasnya.

Ini bermula dari pengkhianatan terhadap islam dan kaum Muslimin yang berkuah darah bermandikan keringat dalam merebut kemerdekaan republik ini.

Umat Islam sebagai pemegang saham mayoritas negeri ini adalah yang berhak menetapkan Dasar Negara dan mengisi pembangunan republik dengan landasan syariat islam.

Jika ada pihak yang mengatakan, ini bukan Negara Islam, kalau ente mau menegakkan syariat Islam di Negara ini, dan tidak suka dengan kondisi Indonesia sekarang, 'silakan keluar', maka, kata Habib Rizieq, justru sebaliknya, merekalah yang harus keluar.

Sebab, penetapan Dasar Negara Indonesia yang dibingkai dalam Piagam Jakarta itulah yang sah, karena disepakati dan ditandatangani oleh para pendiri bangsa ini, tapi terjadi penelikungan dan pengkhianatan pada 18 Agustus 1945, sehari setelah proklamasi kemerdekaan—dimana teks proklamasi yang semestinya adalah pembacaan Piagam Jakarta secara resmi oleh Soekarno, bukan teks proklamasi dadakan hasil dari tulisan tangan presiden pertama RI itu.

Bahkan, tak hanya menyepakati Dasar Negara dalam bingkai Piagam Jakarta, umat Islamlah yang bermandikan darah bercucuran keringat untuk merebut dan memerdekakan republik ini. Jadi, masuk akal jika kaum Muslimin adalah yang paling berhak mengatur negeri ini. Ini historis. Jangan mengingkari sejarah! Ini negeri Islam. Jadi, kata Habib Rizieq, umat Islam harus mengisi negeri ini dengan syariat Islam, bukan malah minggir apalagi keluar dari NKRI.

Jadi, apapun ceritanya, mengungkap historis perjalanan bangsa dan Negara ini, lebih dari itu, Indonesia sebenarnya adalah Negara yang berdasarkan Islam, setidaknya bagi pemeluk-pemeluknya diwajibkan menjalankan dan menegakkan syariat Islam di persada ini. Yang protes dan menghalangi, jutsru menentang kesepakatan ditandatanganinya perumusan Dasar Negara dalam Piagam Jakarta!

Kalaupun tak mengacu pada Piagam Jakarta, Negara ini berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, yakni Allah Subhanahu Wata'ala. Sebab, Tuhan Yang Maha Esa itu adalah Allah. Ditambah lagi dalam Muqaddimah UUD 1945 ditegaskan, republik ini merdeka "Atas Berkat Rahmat Allah…"

Bahkan, imbuh Habib Rizieq, dalam batang tubuh UUD 45 pasal 29 ayat 1 dipertegas lagi, "Negara berdasar Atas Ketuhanan Yang Maha Esa".

Jadi, kata Habib Rizieq, sungguh sangat sah jika Indonesia berada dalam NKRI Bersyariah—Negara Kesatuan yang melaksanakan dan menegakkan syariat Islam. Negara yang berlandaskan Islam, menjalankan syariat Islam, setidaknya bagi para pemeluknya—dan bukan Negara Pancasila, apalagi Negara Demokrasi.

 (saifalbattar/salam-online.com/arrahmah.com)


17.11 | 0 komentar | Read More

Misionaris dan pihak Asing bantu teroris OPM

JAKARTA (Arrahmah.com) - Kelompok misionaris telah membantu kelompok teroris, khususnya Organisasi Papua Merdeka (OPM) di pedalaman Papua. Misionaris menggunakan kedok penyebaran agama Nasrani, sekaligus membawa kepentingan asing.

Penegasan itu disampaikan tokoh muda Papua, Ustadz Fadzlan Garamatan, seperti dilansir itoday (22/02). "Bukan rahasia lagi, kelompok misionaris telah membantu teroris (OPM) di pedalaman Papua. Mereka masuk dengan dalih menyebarkan agama Nasrani, tetapi sesungguhnya membawa kepentingan asing. Hal itu tidak usah ditutup-tutupi. Saya minta pemerintah menjadikan warga Papua itu lebih beradab," tegas Fadzlan.

Menurut da'i yang senang memanggil Papua sebagai Nuu War ini, sejumlah penyerangan terhadap aparat keamanan dilakukan kelompok teroris. "Yang tahu persis siapa kelompok penyerang adalah TNI atau Polri di Papua. Teroris di pedalaman Papua itu dibina pihak asing. Teroris mendapatkan dana dan pelatihan dari pihak asing," ungkap Fadzlan.

Ustadz Fadzlan menegaskan, pihak asing, terutama Amerika Serikat ingin menguasai Papua. "Sebetulnya pemerintah sudah tahu siapa saja yang menginginkan Papua lepas dari NKRI. Pemerintah juga mengetahui siapa yang membantu para teroris di pedalaman itu," tegas Ustadz yang telah mengislamkan ribuan warga Papua ini.

Lebih lanjut Ustadz Fadzlan meminta pemerintah bertindak tegas terhadap OPM dan bisa mengkondisikan masyarakat Papua lebih beradab. "Keberadaan teroris di Papua itu sangat lucu. Mereka menginginkan negara dalam negara. Pemerintah harus tegas. Mereka ini kelompok bersenjata yang membahayakan warga Papua juga. Mereka ini teroris," pungkas Fadzlan.

Diberitakan sebelumnya, Kepolisian Republik Indonesia memastikan total korban tewas akibat kontak tembak aparat keamanan dengan kelompok bersenjata di Papua, berjumlah 12 orang. Tak hanya anggota TNI yang menjadi korban, penembakan juga menewaskan empat warga sipil.

Diduga aksi penyerangan dilakukan oleh kelompok Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) pimpinan Goliath Tabuni. Sementara pelaku penembakan di Distrik Sinak diduga kelompok bersenjata pimpinan Murib. (bilal/arrahmah.com)


17.11 | 0 komentar | Read More

Demi tumbangnya sistem Thogut

(Otokritik; Perlu Strategi Dinamis Bagi Gerakan Islamis)

Oleh : Abu Zahro

(Salah satu Aktivis Gerakan Islam di Indonesia)

(Arrahmah.com) - Di negeri-negeri Islam, khususnya Indonesia; dinamika dakwah menggeliat seiring dengan gagalnya sistem Demokrasi yang dipropagandakan Penjajah (Amerika Serikat dan sekutunya) yang diemban dengan setia oleh antek-anteknya (umala' al kufar). Disisi lain, untuk sementara waktu dalam ruang demokrasi membuat gerakan dakwah menggeliat tanpa bisa dikendalikan oleh status quo. Bagi pengemban dakwah, "dakwah" selain dipahami sebagai kewajiban yang harus berakar dari akidah yang kokoh, sekaligus menjadi "jalan" sebagai jawaban atas gagalnya metode perubahan sosial politik atas episode panggung kehidupan sosial ekonomi politik yang rapuh dan bobrok. Para pengamat, politisi, negarawan, birokrat, praktisi (hukum, ekonomi, politik dll), elit politik, elit penguasa, elit pengusaha dan semua pilar masyarakat seolah kehilangan daya nalar kritis untuk memberikan jawaban dari mana mengurai "benang kusut" kerusakan sistemik-multidimensi yang membelenggu mayoritas masyarakat.

Penguasa versi trias politica (Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif) yang memiliki kewenangan pengambilan keputusan gelap mata membaca akar persoalan (sebab), sebaliknya fokus pada cabang-cabang persoalan (akibat). Persoalan sistemik dianggap dan didramatisir sebagai persoalan kasuistis. Pendekatan solusi persoalan sistemik diganti dengan pendekatan sektoral yang tidak menyentuh akar persoalan. Pragmatisme menetapkan pendekatan sektoral dianggap realistis, sebaliknya pendekatan sistemik dianggap utopis. Islam produk Tuhan Yang Menciptakan manusia – sebagai sebuah sistem kehidupan yang sempurna, terkandung didalamnya value syariah, jihad dan Daulah/khilafah- tidak diyakini. Sebaliknya demokrasi produk akal manusia yang berakar dari akidah sekulerisme bagi mayoritas masyarakat menjadi bagian keyakinan yang harus diamalkan. Islam yang menaungi kehidupan dengan segala pluralitasnya; baik muslim & non muslim dan terbukti mampu mewujudkan peradaban agung manusia selama berabad-abad lamanya dibuat "ahistoris" (baca = tidak dipahami akar sejarah).

Para pejuang dan pembela demokrasi termasuk dari kalangan yang mengaku dan mengidentifikasi dirinya sebagai Islam Liberal (tepatnya JOL: jaringan orang liberal) membuat tafsiran baru atas histori (jejak rekam) penerapan syariah dalam bingkai khilafah demikian anggun dimanipulasi menjadi potret yang seram seperti halnya kaum oreantalis Barat memotret secara subyektif atas dasar kebencian terhadap Islam. Parahnya, profiling Islam versi golongan orang Liberal (JOL) justru diaminkan bahkan dilegitimasi oleh para penguasa. Kebijakan termanifestasi secara faktual disektor politik, ideologis, ekonomi, hukum, keamanan dan budaya yang bermuara pada posisi subordinat dan terjerembab dalam kubangan hegemoni penjajah Kafir Harbi Fi'lan (AS, Cs).

Lantas bagaimana gerakan-gerakan Islam di Indonesia mampu menjadikan dakwah sebagai jalan perubahan dan melahirkan pelita harapan; keluar dari sistem thogut produk akal manusia dan mampu melanjutkan kehidupan Islam sebagaimana yang dicontohkan pada fase Rasullullah SAW dan Khulafaurrasidin?

Negeri Islam adalah Medan Perjuangan

Secara fisik, dilihat dari sudut relasi dan posisi negeri kaum muslim dalam tata unipolar (Barat jadi patron) maka bisa dipilah menjadi 2 bagian. Bagian pertama, negeri-negeri muslim yang diinvasi secara militer oleh Kafir Muharibban Fi'lan bersama penguasa negeri muslim yang menjadi antek-anteknya seperti di Irak, Afghanistan, Libia, Chechnya, Palestina, Suriah, Somalia, dan beberapa negara yang lain. Bagian kedua, negeri-negeri muslim yang tidak diinvasi secara militer tetapi dijajah secara politik, ekonomi, sosial budaya seperti Mesir, Tunisia, dan kebanyakan negeri-negeri muslim lainnya termasuk Indonesia. Pembagian ini dimaksud untuk melihat secara kasat mata bentuk penjajahan yang dominan dan menonjol di berbagai negeri muslim meski sebenarnya penjajahan yang dilakukan oleh Kafir Muharibban Fi'lan dengan menggunakan berbagai metode/cara yang kombinatif. Strategi invasi militer tidak berdiri sendiri tetapi dilakukan dengan intervensi politik, begitu juga sebaliknya beberapa negeri muslim yang tidak mengalami invasi militer tetap disiapkan armada militer lengkap dengan seluruh perbekalan militer yang diperlukan untuk mengamankan kepentingan geo-ekonomi politik Kafir Muharriban Fi'lan. Hampir tidak ada titik strategis satupun yang tidak terback-up oleh kekuatan militer/pangkalan militer sebagai pengendali utama sebuah kawasan militer. Kondisi yang terjadi di berbagai negeri muslim yang tercluster menjadi dua bagian itu menimbulkan gaung balik dalam wujud perlawanan komunitas dari berbagai kelompok Islamis. Dan ada dua bagian agenda perjuangan kolektif yang menonjol.

Pertama, di negeri muslim yang diinvasi secara militer, agenda perjuangan kolektifnya yang sangat menonjol adalah Jihad (al qital). Jihad sebagai doktrin kewajiban paling agung yang diperintahkan oleh Allah SWT melebihi kewajiban yang lain banyak dijelaskan baik di dalam Al Qur'an dan Al Hadits menjadi jawaban penyelesaian atas persoalan negeri-negeri muslim yang diinvasi militer. "Jihad Sabiluna" Jihad Jalan Kami adalah semboyan yang terpancar dari akidah Islamiyah, berangkat dari pemahaman atas realitas empirik (tahqiq al waaqi').Menjadi sebuah jawaban yang minus ikhtilaf (silang pendapat) di negeri yang menjadi medan jihad (karena terjajah secara fisik). Secara rasional, dapat dipahami bagaimana mungkin bisa menerapkan syariah Islam kaffah tanpa membebaskan dan mengusir para penjajah yang melakukan invasi militer dengan Jihad dari negeri-negeri muslim.

Fenomena actual yang harus kita akui, masih adanya sebagian para Mujahidin yang mukhlis tetapi lemah kesadaran politiknya. Namun mereka sudah membentang "sajadah" bagaimana sunnahnya berjuang di medan jihad. Hematnya kondisi seperti ini tinggal melengkapi bagaimana para mujahidin yang mukhlish sekaligus menjadi sosok negarawan yang memahami betul bagaimana kontruksi penerapan syariah Islam secara kaffah dalam bingkai sistem Islam (Khilafah Islamiyah) pasca kemenangan di front jihad. Maka idealnya sosok para pejuang Islam di daerah medan jihad ini adalah mujahidin yang negarawan (siyasiyun) atau sosok negarawan yang mujahid. Syariah, Khilafah dan Jihad adalah satu paket ajaran Islam integral yang agung tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Apabila alergi (apapun alasannya) kepada satu atau sebagian ajaran tersebut begitu juga alergi atas entitas pengusungnya, akan menentukan kwalitas dan integritas seorang muslim. Begitulah keyakinan yang tertanam dalam kelompok Islamis yang menjadikan Jihad sebagai "Sabiluna". Seperti semboyan menyatunya antara keinginan tegaknnya syariah dalam bingkai khilafah di satu sisi dan menggeloranya semangat Jihad sebagai metode utama perjuangan dan perlawanan terhadap penguasa dzalim dan thogut di Siria/Suriah/As Syam. Dalam sebuah yel-yel lamat-lamat makin terdengar nyaring; "As Syam Turid Khilafah Islamiyah", dan "As Syam turid Jihad Fi Sabillillah".

Kedua, agenda perjuangan kolektif yang menonjol di negeri muslim yang bukan "medan jihad" adalah pergolakan dan pertarungan pemikiran serta politik. Meski status sebuah daerah/negeri terkategori medan jihad atau bukan masih dalam ruang lingkup "ijtihadiah". Tetapi dikalangan Islamis minim perdebatan bahwa seluruh negeri kaum muslim saat ini termasuk Indonesia adalah "Darul Kufr". Agenda perjuangan kolektif yang ini dibagi menjadi dua pula yakni yang menjadikan demokrasi (intra parlemen) sebagai instrumen perjuangan untuk menggapai perubahan. Dan yang tidak menggunakan demokrasi sebagai instrumen perjuangan "ekstra parlemen". Tetapi pointnya keduanya sepakat untuk tidak menggunakan jalan Jihad (al qital) sebagai metode baku (manhaj) perjuangan. Jihad menjadi ungkapan yang diambil spiritnya saja, dan bertabur pemaknaan etimologisnya (lughowiyah) bahkan terkadang makna hakiki (hakikat syara'nya) menjadi tereduksi bahkan menjadi jargon kosong. Sesekali menyerukan "jihad" tapi sembari "melipat tangan", bahkan terkadang konyol membangun asumsi gegabah bahwa seruan dan pelaksanaan Jihad menunggu Daulah Islam/Khilafah Islam berdiri. Padahal syariat Jihad demikian rinci dijelaskan, dari prinsip berdirinya sampai kepada persoalan teknis tata cara operasionalnya.

Dalam pandangan kelompok yang kedua non parlementer, negeri yang tidak diinvasi berlaku medan perjuangan politik dan pemikiran. Sehingga konteks perjuangan Islam di medan yang tidak diinvasi adalah "Gozwul Fikri" (Perang Pemikiran), "Kifahus Siyasiy" (Pertarungan Politik) sampai kepada agenda dan aksi "Tholabun Nushroh" (Mencari pertolongan dari pihak Ahlul Quwwah). Sekalipun ada juga kelompok Islam yang meyakini bahwa metode perang pemikiran dan siyasiy merupakan amal jama'iy (kolektif sebuah kelompok tertentu) yang menjadi metode (manhaj/thoriqoh) tetap di berbagai negeri muslim, baik yang menjadi medan jihad maupun bukan. Kelompok Islam ini memahami berdasarkan atas sebuah pengkajian mendalam baik fakta persoalan umat maupun fakta dalil, bagaimana seharusnya sebuah metode perjuangan dilaksanakan dengan mencontoh dakwah Rasullullah SAW. Kelompok Islam ini meyakini bahwa konstruksi masyarakat di Madinah yang dipraktekkan oleh Rasullullah SAW dibangun melalui desain pertarungan pemikiran dan politik. Institusi yang dibangun dan dicontohkan oleh Rasullullah SAW adalah institusi negara/pemerintahan/politik yang hanya bisa diwujudkan melalui aktifitas pemikiran (fikriyyah) dan politik (siyasiyyah).

Sekalipun berbeda dengan yang menjadikan demokrasi sebagai intrumen perjuangan, kelompok Islamis yang ekstra parlemen juga konsen mengkritisi terhadap kebijakan-kebijakan penguasa semisal dalam bentuk perundang-undangan yang merugikan umat. Upaya itu menjadi pintu masuk interaksi dengan penguasa untuk menterjamahkan doktrin "muhasabah lil hukam" (koreksi pada penguasa). Aktifitas muhasabah lil hukam adalah bagian dari aktifitas politik untuk mengingatkan para penguasa agar mau menerapkan syariah Islam secara kaffah. Kelompok Islam atau partai Islam yang menggunakan demokrasi sebagai intrumen perjuangan tidak dikupas lebih jauh karena konteks perjuangannya sama dengan perjuangan parpol pada umumnya dalam bingkai demokrasi. Lalu pertanyaannya adalah bagaimana strategi perjuangan kelompok Islamis harus dirumuskan dan diperjuangkan. Fenomena politik global, regional dan domestic sangat dinamis tentu ini membutuhkan respon strategi (uslub) yang dinamis pula untuk mampu mengambil momentum demi perubahan tanpa meninggalkan metode yang fiks (stawabit/manhaj/thoriqoh).

Kebutuhan atas kreatifitas Uslub Perjuangan Politik dan Pemikiran

Dinamika perjuangan kaum revivalis (Islamis) cukup beragam, hal tersebut seyogjanya semakin mengokohkan silah ukuwah di antara berbagai komunitas gerakan. Menjaga visi besar, silah ukuwah untuk merealisasikan kemurnian perjuangan melanjutkan kehidupan Islam dengan menerapkan Islam secara kaffah baik di negeri muslim sebagai "medan jihad" maupun negeri muslim sebagai "medan perang pemikiran dan politik". Salah satunya membangun pandangan yang sama tentang uslub perjuangan dalam rangka mengganti rezim dan sistem kufur dengan rezim dan sistem Islam. Dalam konteks Indonesia, maka berbagai kelompok Islamis yang bergerak di atas manhaj/thoriqoh (method) perjuangan dakwah masing-masing harus berada dalam konstelasi kesamaan pemahaman atas : 1. Fakta rezim dan sistem kufur yang berlaku 2. Fakta rezim dan sistem Islam pengganti dan 3. Fakta kebutuhan akan strategi dinamis (uslub) perubahan atas point 1 dengan point 2 bisa.

Fokus pada point 3, kebutuhan krusial perlunya rekonstruksi strategi (uslub) perjuangan politik dan pemikiran yang lebih masif untuk mempressure rezim dan sistem kufur yang berlaku sekarang agar lebih cepat dan dekat keruntuhannya. Dan melakukan upaya segera mengganti dengan rezim dan sistem Islam. Rekonstruksi itu haruslah linear dengan orientasi target penguatan opini (pertarungan pemikiran) dan pembesaran entitas gerakan. Setiap langkah penguatan opini haruslah berbasis pembesaran entitas gerakan begitu sebaliknya pembesaran tubuh entitas gerakan haruslah berbasis penguatan opini. Pembesaran tubuh terwujud manakala muncul banyak "true believer" (pengemban militan) yang didukung oleh kesadaran umum meluas di hampir seluruh lapisan masyarakat. Yakni sebuah kesadaran umum tentang penting dan wajibnya syariah Islam dterapkan secara kaffah, sebagai jawaban atas gagalnya sistem kufur demokrasi. Konstruksi pergolakan pemikiran dan politik untuk memenuhi target penguatan opini dan pembesaran tubuh bagi sebuah jamaah dakwah atau kelompok Islamis tidak bisa ditempuh hanya dengan moment gebyar seperti "kampanye parpol" dalam sistem demokrasi. Dimana "kampanye parpol" dalam bingkai demokrasi itu hanya berisi kerumunan massa yang tidak jelas ikatan ideologisnya. Bukan juga sekedar menghimpun segudang pernyataan sikap politik atau komitmen politik -an sich- tetapi tidak menyentuh dan menggoyang eksistensi sistem dan rezim kufur. Bukan juga, sibuk mengorganizer sebuah panggung atau pentas konsolidasi massa dengan biaya mahal atas nama pembesaran opini, tetapi abai dan tidak maksimal diranah pergolakan pemikiran dan pergolakan politik sebenarnya. Yakni sebagai entitas besar "pressure group" atas rezim dan sistem kufur dengan segala kebobrokannya. Konstruksi uslub perjuangan secara dinamis harusnya menjadi penguatan aktualisasi manhaj/thoriqoh dakwah yang bertujuan memutus tali kepercayaan masyarakat atas sistem dan rezim kufur yang berkuasa saat ini. Bukan terkesima oleh buaian apreasi oleh penguasa sebagai sebuah entitas yang "cinta damai" alias –no violent- (tidak menggunakan jalan kekerasan). Sibuk membuat panggung (event) tetapi sepi menanamkan militansi para pengembannya untuk menghantam sistem dan rezim kufur dengan segala produk kebijakan yang rusak. Terjebak dalam skenario kanalisasi pergolakan pemikiran dan politik "zona aman" yang tidak pernah mengancam eksistensi rezim dan sistem kufur karena hanya sebatas himbauan politik bukan tekanan politik yang diperhitungkan. Masuk dalam kubangan seperti strategi kolonialisme Belanda ketika menjajah kepulauan Jawa Indonesia –huruf Jawa jika dipangku mati- artinya kultur psikologis Jawa "ketika dipuji" pasti menimbulkan tumpulnya atau bahkan matinya kreatifitas perlawanan terhadap penjajahan.

Pada akhirnya diperlukan upaya introspeksi diri sebuah jamaah atau kelompok Islamis (dalam kontek negeri seperti Indonesia yang tidak dijajah secara fisik oleh kafir harbi fi'lan) untuk merekonstruksi uslub perjuangan berbeda sama sekali dengan tipologi perjuangan ormas dan orpol dalam bingkai demokrasi dengan membersihkan diri para pengembannya dari perangkat-perangkat kufur sistem demokrasi dengan segala turunannya dan memformulasikan uslub perjuangan yang lebih fokus pada membesarkan tubuh gerakan berbasis penguatan opini; beranggotakan para pengemban yang berakidah kuat, militan dan siap menanggung resiko apapun dalam belantara perjuangan merobohkan sistem dan rezim kufur demokrasi. Semoga Allah SWT segera memberikan Nashrulloh dengan tumbangnya rezim dan sistem kufur demokrasi dan tegaknnya syariah Islam secara kaffah dalam bingkai khilafah ala minhajin nubuwwah. Dan semoga catatan ringan ini menjadi pemantik para "petinggi" gerakan Islam untuk tidak lelah terus berpikir yang cemerlang agar mampu membawa gerakan dimedan pertarungan yang sesungguhnya dan niat meruntuhkan sistem thogut itu 100%, bukan menjadi gerakan Islam yang "setengah hati" senang bermain di zona "abu-abu" dan pandai kamuflase (retorika) sekalipun berbungkus dalil/dalih dan alasan-alasan rasional sekalipun. Wallahu 'alam bis showab[] (Dari Bumi Musibah dan Pergolakan/Abu Zahro)


17.11 | 0 komentar | Read More

Mujahidin Ash-Shabab kembali lakukan dua serangan terpisah di Mogadishu dan Merka

MOGADISHU (Arrahmah.com) – Mujahidin Ash-Shabab Somalia kembali melakukan dua serangan terpisah terhadap pasukan rezim sekuler Somalia di utara Mogadishu dan pasukan penjajah salibis Uni Afrika di kota Merka pada Sabtu (9/2/2013). Pada hari yang sama mujahidin menyelesaikan pelatihan ilmu syariat untuk kaum wanita di propinsi Calcadio.

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Laporan harian untuk hari Sabtu, 28 Rabi'ul Awwal 1434 H

Segala puji bagi Allah semata, Yang memuliakan tentara-Nya, memenangkan hamba-Nya dan sendirian mengalahkan golongan-golongan musuh-Nya. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi yang tiada seorang nabi pun sepeninggalnya. Amma bakdu.

Beberapa berita terpisah:

1. Pengadilan Syariat Islam di kota Barowe, propinsi Islam Shabele Bawah melaksanakan beberapa hukuman ta'zir terhadap tindakan kejahatan di kota tersebut.

2. Menyerang iring-iringan pasukan infantri penjajah Uni Afrika dengan meledakkan ranjau di kota Merka.

3. Penutupan pelatihan ilmu syariat bagi kaum wanita yang bekerja di pasar kota Ele Bore, propinsi Islam Calcadio.

4. Propinsi Islam Heran membakar produk-produk makanan yang telah kadaluarsa di kota Bulo Burti.

5. Seorang tentara murtad rezim sekuler Somalia bertaubat dan masuk Islam di kota Barderi, propinsi Islam Kedzo.

6. Menyerang markas pasukan murtad rezim sekuler Somalia di dekat bioskop Abdi Wail, desa Hero, utara ibukota Mogadishu.

Ya Allah, Yang menurunkan kitab suci, menjalankan awan, mengalahkan golongan-golongan musuh, kalahkanlah pasukan salibis dan tentara-tentara murtad yang berkoalisi dengan mereka.

Ya Allah, jadikanlah mereka dan peralatan perang mereka harta rampasan perang bagi mujahidin.

Ya Allah, hancurkanlah mereka dan goncangkanlah mereka.

Ya Allah, Engkaulah penguat kami dan Engkaulah penolong kami. Dengan bantuan-Mu semata kami bergerak dan berperang.

Allahu akbar

Kemuliaan hanyalah milik Allah, Rasul-Nya dan kaum beriman, akan tetapi orang-orang munafik tidak memahaminya.

 

Yayasan Media Al-Kataib

Gerakan Mujahidin Ash-Shabab

 

Kamis, 11 Rabi'ul Akhir 1434 H

21 Februari 2013 M

Sumber: Shada Al-Jihad Media Center

Global Islamic Media Front

(muhibalmajdi/arrahmah.com)


17.11 | 0 komentar | Read More

DR.Adian Husaini: Umat cukup ikuti sikap ulama terkait visualisasi Nabi SAW

Written By Unknown on Kamis, 21 Februari 2013 | 17.11

JAKARTA (Arrahmah.com) – Pembina lembaga kajian pemikiran Islam Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization (Insist), DR.Adian Husaini berpendapat untuk menyikapi rencana dirilisnya film tentang Nabi Muhammad SAW yang memvisualisasikan sosol Rasulullah SAW, umat Islam cukup merujuk kepada sikap ulama-ulama Internasional yang menolak hal tersebut.

" Kalau saya tidak punya otoritas dalam hal hukum, tetapi jika Yusuf Qardawi dan ulama-ulama lain sudah mengecam dan menolak visualisasi Nabi, kita pegang," ucap DR.Adian kepada arrahmah.com, Jakarta, Rabu Malam (21/2/2013).

Pria yang  juga Ketua Program Doktor Pendidikan Islam, Universitas Ibn Khaldun Bogor ini menilai seharusnya tokoh-tokoh agama di Iran juga mengecam film tersebut, mengingat Syiah di Iran dikenal mengklaim pecinta keluarga Nabi.

"Menurut logika saya, seharusnya  kaum Syiah Iran memprotes, kalau diam saja aneh namanya. Tapi, tidak tahu kalau mereka memperbolehkan"ujar DR.Adian.

DR.Adian juga menyesalkan atas pembuatan film tersebut yang menurutnya hanya membuat kekisruhan dikalangan umat Islam.

" Ya hal ini bikin masalah umat saja," tandasnya

Seperti diberitakan, Syiah Iran berencana untuk merilis sebuah film tentang kehidupan Nabi Muhammad (shalallahu 'alaihi wa sallam), mendapat penentangan dari para Ulama Islam.

Iran telah disibukkan dengan produksi film yang biayanya mencapai 30 juta dolar itu yang menggambarkan tentang kehidupan Rasululullah Muhammad (shalallahu 'alaihi wa sallam) sejak masih kecil hingga diangkat menjadi rasul.

Film itu berjudul "Muhammad (S)", yang menceritakan tiga tahap kehidupan Nabi, yaitu saat masa kanak-kanak, setelah menerima wahyu dan menyebarkan Islam.

Para Ulama Islam yang tergabung dalam Organisasi Ulama Islam Internasional, yang berafiliasi pada Liga Muslim Dunia (MWL) memperingatkan bahwa penggambaran sosok Nabi Muhammad (shalallahu 'alaihi wa sallam) melanggar prinsip-prinsip Islam. Grand Mufti Al Azhar, Mesir, Syaikh Ahmad Thayib dan Yusuf Qardhawi menanggapi hal iini dengan keras. (bilal/arrahmah.com)


17.11 | 0 komentar | Read More

Pejuang Suriah ancam "Hizbullah"

DAMASKUS (Arrahmah.com) – Seorang komandan Tentara Pembebasan Suriah (FSA) mengatakan pada Rabu (20/2/013) bahwa jika "Hizbullah" tidak menghentikan penembakan terhadap pejuang FSA, mereka akan merasakan pembalasan.  Sang komandan memberikan tenggat waktu 48 jam untuk "Hizbullah", lansir Rusia Today.

Pesan itu datang di tengah perkembangan lainnya dalam perang Suriah.  Pejuang Suriah dari kelompok FSA mengaku berhasil menembak jatuh sebuah jet tempur rezim setelah serangan udara pengecut di luar Damaskus.

Selim Idriss, komandan FSA mengatakan kepada AFP bahwa "Hizbullah" telah melanggar batas kedaulatan dengan melepaskan tembakan mortir ke wilayah Suriah dan posisi pejuang Suriah. Dia menambahkan bahwa "Hizbullah" menyerang provinsi Homs yang berdekatan dengan Lembah Bekaa di Lebanon.  Pejuang FSA menyatakan akan membombardir posisi "Hizbullah" dari berbagai arah karena mereka memiliki senjata lengkap.

Milisi "Hizbullah" yang merupakan penganut Syiah telah berjanji memberikan dukungan penuh kepada presiden rezim Suriah, Bashar al-Assad meskipun partai tersebut membantah telah mengirim tentaranya ke Suriah. (haninmazaya/arrahmah.com)


17.11 | 0 komentar | Read More

Saksi mata katakan tentara teroris Mali lakukan penyiksaan dan pembunuhan keji selama operasi militer di utara

TIMBUKTU (Arrahmah.com) – Di Mali utara, tentara teroris Mali yang mengklaim sebagai pelindung negara, seringkali melakukan penyiksaan dan pembunuhan terhadap orang-orang tak bersalah yang mereka klaim mendukung kelompok Mujahidin, lansir AFP mengutip para saksi mata.

Kolonel Saliou Maiga, kepala paramiliter di Gao, sekitar 1.200 Km dari utara Bamako mengatakan ia telah mencatat beberapa kasus penyiksaan dan percaya bahwa para tentara jika tidak dikendalikan dengan atasan mereka, bisa melakukan apa yang mereka sukai.

Beberapa tentara sering memperlihatkan tabiat buruk dihadapan warga, seperti meminum alkohol bahkan obat-obatan terlarang.  Para prajurit ini sepertinya memiliki sedikit rasa hormat untuk kehidupan manusia.

Beberapa tentara melepaskan tembakan ke arah orang-orang tak bersenjata yang terjebak saat terjadi bentrokan dengan pejuang Islam pada 10 Februari lalu di pusat Gao, seorang jurnalis AFP menyaksikannya.

Dugaan pelanggaran oleh tentara telah meningkat sejak awal intervensi militer Perancis pada 11 Januari, menurut laporan media, Human Right Watch Amnesti Internasional dan Federasi Internasional untuk Hak Asasi Manusia.

Memperlakukan tawanan seperti anjing

LSM melaporkan pelanggaran serius termasuk pembunuhan, di dalam dan sekitar kota Biono dan serangkaian eksekusi di dekat pusat kota Mopti dan Sevare, di mana terdapat juga laporan mengenai kekerasan seksual terhadap perempuan.  Saksi juga melaporkan tindakan serupa di dekat zona konflik.

Seorang jurnalis AFP melihat empat warga di Gao dan Timbuktu yang mengalami penyiksaan, tubuh mereka penuh luka bakar seperti disundut oleh rokok, jejak kejutan listrik dan penggunaan asam, patah tulang, memar, luka peluru dan tanda-tanda pencekikan serta pelecehan seksual.

Di sebuah kota yang tidak dapat disebutkan namanya atas permintaan korban, seorang pria mengatakan bahwa ia telah dipukuli dan disundut dengan rokok, tentara menuangkan asam ke hidungnya.

"Ini mungkin karena saya Tuareg, saya tidak melihat alasan lain," ujarnya kepada AFP.

"Saya tahu bahwa dia bukan Islamis," ujar dokter yang menambahkan korban mengalami sakit parah karena asam akan menyebabkan menyusutnya kerongkongan, juga mungkin bisa menyebabkan kanker.

Di tempat lain, seorang wanita muda berbaring di ranjangnya.  Dia mengalami patah tulang dan beberapa peluru bersarang di tubuhnya.  Dia mengatakan kepada AFP bahwa beberapa tentara menyerangnya.  Dokternya mengatakan ia juga telah diperkosa.

Di Timbuktu, wartawan Associated Press mengatakan mereka telah menemukan dua orang Arab terkubur di pasir.  Keluarga salah satu korban mengatakan ia telah ditangkap oleh tentara Mali dua minggu sebelumnya.

Sejak saat itu, tentara Mali beberapa kali mendatangi koresponden AP, sumber-sumber mengatakan tentara tidak membuat ancaman fisik, tetapi melakukan tekanan psikologis yang kuat.  Kantor berita tersebut menolak untuk memberikan komentar, lapor Al Arabiya.

Sumber lain mengatakan, mereka merasa jijik atas apa yang telah mereka lihat, menurutnya tentara Mali memperlakukan tawanan seperti anjing.  (haninmazaya/arrahmah.com)


17.11 | 0 komentar | Read More

Gema Pembebasan Solo demo tuntut pembubaran Densus 88

SOLO (Arrahmah.com)  - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa (Gema) Pembebasan Solo Raya, Rabu (20/2), turun ke jalan menuntut pembubaran Desus 88. Mereka menyampaikan orasi di Bundaran Gladak.    

Jony sebagai ketua aksi dalam orasinya menjelaskan bahwa Densus telah melakukan teror dengan cara penangkapan dan pembantaian tanpa mengindahkan asas praduga tak bersalah. "Desus 88 telah melakukan pembantaian kepada umat Islam sehingga menimbulkan trauma bagi korban dan keluarganya. Ini berarti teroris sebenarnya adalah Densus 88,"  tegasnya seperti dilansir an-najah.net.

Lebih lanjut dia menuntut Densus 88 harus dibubarkan, karena menyimpang dari pembentukan awal. Selain itu Desus tidak menimbulkan ketenteraman bagi masyarakat, tetapi justru membuat teror terhadap umat Islam.

"Densus itu telah menyimpang dari tujuan awal pembentukan. Dengan adanya Densus 88, seharusnya mereka itu membuat rakyat tenang dan tenteram, tetapi malah sekarang mereka meneror umat Islam. Maka Densus 88 harus dibubarkan." lontar Joy

Aksi tersebut, menurutnya, merupakan upaya dirinya bersama dengan mahasiswa lain untuk menuntut pembubaran Densus 88.

"Kami telah melakukan aksi demo seperti saat ini untuk membuka cakrawala umat Islam. Dan kami juga melakukan diskusi-diskusi dengan gerakan-gerakan mahasiswa yang lain," ujarnya.

Gerakan Mahasiswa Pembebasan wilayah Soloraya mengharapkan masyarakat menjadi sadar akan bahaya Densus.  Densus 88 dan sistem demokrasi yang berlaku saat ini tidak akan menjamin kesejahteraan dan ketenteraman umat Islam. Solusinya, mereka harus kembali kepada syariat Islam secara kaffah. (bilal/an-najah.net/arrahmah.com)


17.11 | 0 komentar | Read More

Informasi personal user internet bisa didapatkan dengan mudah oleh mata-mata pemerintah

(Arrahmah.com) – Informasi personal yang diunggah oleh pengguna komputer Inggris untuk layanan seperti iCloud (milik Apple) dan Google Drive dapat dimata-matai oleh intelijen AS tanpa perlu surat perintah, sebagaimana dilaporkan oleh The Telegraph.

Semua dokumen dan foto-foto yang tersimpan di sistem komputer yang berbasis di AS bisa diakses tanpa memberitahu pemiliknya di bawah undang-undang yang baru disetujui.

Menurut laporan, layanan Cloud terhitung murah dan dianggap aman bagi pengguna komputer untuk menyimpan informasi mereka, daripada menyimpannya pada mesin komputer mereka sendiri.

Selain para pengguna pribadi, diperkirakan 35 persen perushaan Inggris menyimpan informasi pada sistem Cloud.

Undang-undang Pengawasan Intelijen Luar Negeri mengizinkan badan-badan pemerintah AS untuk membuka akses ke setiap informasi elektronik yang disimpan oleh warga non-Amerika di perusahaan-perusahaan yang berbasis di AS.

Badan-badan seperti Badan Keamanan Nasional, FBI dan CIA bisa mendapatkan akses ke setiap informasi yang berpotensi menyangkut kebijakan luar negeri AS untuk alasan politik semata, yang artinya kelompok-kelompok keagamaan, jurnalis, dan organisasi-organisasi yang sedang melakukan kampanye bisa menjadi target.

Informasi bisa dicegat dan disimpan dalam jumlah besar ketika memasuki AS via kabel-kabel yang melintasi Samudera Atlantik.

Seorang juru bicara Google mengatakan, "Ini memungkinkan bagi pemerinta AS (dan pemerintah Eropa) untuk mengakses jenis-jenis data tertentu melalui badan-badan penegak hukum mereka." (siraaj/arrahmah.com)


17.11 | 0 komentar | Read More

Mujahidin menghadang konvoi pasukan rezim Syiah Irak, belasan tentara tewas dan cedera di kawasan Lathifiah

Written By Unknown on Rabu, 20 Februari 2013 | 17.11

BAGHDAD (Arrahmah.com) – Departemen Informasi Daulah Islam Irak kembali merilis hasil-hasil operasi jihad yang mereka lakukan dan berhasil mereka dokumentasikan di propinsi-propinsi selatan untuk periode bulan Shafar 1434 H. Berikut laporan berkala tersebut untuk hari Selasa, 18 Shafar 1434 H bertepatan dengan 1 Januari 2013 M.   

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Laporan tentang operasi-operasi militer yang berhasil didokumentasikan di wilayah selatan

Segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada nabi kita Muhammad, keluarganya dan seluruh sahabatnya. Amma ba'du.

Berikut ini laporan tentang operasi-operasi militer yang berhasil didokumentasikan dan dilakukan oleh mujahidin Daulah Islam Irak ~semoga Allah menjayakannya~ di sebagian wilayah dalam propinsi-propinsi selatan selama bulan Shafar, segala pujian dan karunia milik Allah semata.

1. Menyerang konvoi kriminil lagi murtad, Muhammad Mas'udi, gubernur propinsi Babilonia, dengan meledakkan sebuah bom mobil yang diparkir di depan pintu gerbang gedung gubernuran di tengah kota, kawasan Hulah. Allah menakdirkan gubernur itu lolos, namun sekitar 15 tentara pengawalnya tewas dan cedera oleh ledakan bom mobil tersebut. Serangan ini dilakukan pada tanggal 18 Shafar 1434 H.

2. Menyerang markas tentara Dajjal di gedung Hittin, kawasan Iskandariyah, dengan mortar. Tembakan itu tepat mengenai sasaran, kita senantiasa memohon taufik dan ketepatan kepada Allah Ta'ala. Sebelum mundur, mujahidin menanam ranjau di tempat penembakan mortar. Ranjau itu berhasil diledakkan dan tepat mengenai patroli pasukan Shafawi yang mendatangi lokasi penembakan mortar. Jumlah korban akibat ledakan ranjau itu belum diketahui secara pasti. Serangan ini dilakukan pada tanggal 18 Shafar 1434 H.

3. Menyerang tentara Dajjal dan pasukan pengiring yang mengawal upacara "ziyarah arba'iniyah" dengan meledakkan tiga ranjau di kawasan Wand, Karbala, sehingga menewaskan dan mencederai beberapa tentara. Serangan ini dilakukan pada tanggal 18 Shafar 1434 H.

4. Menyerang tentara Dajjal dan pasukan pengiring yang mengawal upacara "ziyarah arba'iniyah" dengan tembakan senapan mesin berat di kawasan Lathifiah, sehingga menewaskan dan mencederai sekitar 20 tentara. Serangan ini dilakukan pada tanggal 18 Shafar 1434 H.

5. Menyerang markas pasukan Dajjal dengan meledakkan ranjau di kawasan Wardiyah, Madain, sehingga menewaskan dan mencederai beberapa orang tentara. Jumlah total korban belum diketahui secara pasti. Serangan ini dilakukan pada tanggal 18 Shafar 1434 H.

6. Memasang dan meledakkan bom terhadap tiga posko militer pasukan Dajjal di desa Askari, Musayyab. Tujuh tentara tewas dan empat lainnya cedera berat akibat serangan pada tanggal 18 Shafar 1434 H tersebut.

7. Memasang dan meledakkan bom terhadap rumah agen Dinas Intelijen rezim Shafawi di kawasan Ridhwaniyah, Yusufiah sebagai balasan atas kejahatannya dan sebagai peringatan bagi orang-orang murtad lainnya. Serangan ini dilakukan pada tanggal 18 Shafar 1434 H.

Allahu Akbar

Kemuliaan hanyalah milik Allah, Rasul-Nya dan kaum beriman, akan tetapi orang-orang munafik tidak memahaminya.

 

Departemen Informasi

Daulah Islam Irak

 

Sumber: Al-Fajr Media Center

(muhibalmajdi/arrahmah.com)


17.11 | 0 komentar | Read More

Dipersulit dapatkan informasi jenazah keluarganya, Baharudin adukan Densus 88 ke DPR

JAKARTA (Arrahmah.com) – Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR-RI, Selasa, (19/2) di Gedung Nusantara II DPR-RI, Senayan, Jakarta, paman dari terduga korban penembakan Densus 88 Sirajudin alias Eja, yakni Baharuddin, menceritakan kronologi meninggalnya Eja hingga keberadaan mereka di Jakarta untuk mencari jenazah keponakannya tersebut.

Sirajuddin alias Eja sendiri terlahir di Dompu 7 Agustur 2013. Ia tinggal di Dusun Murobaka Desa Bakajaya, Kecamatan Moja Kabupaten Dompu. "Eja putus sekolah sejak SMA, dan saat itulah membantu orang tuanya dengan bekerja sebagai pelayan warung bakso di Desa oo," ungkap Baharuddin.

Tanggal 27 Desember 2012 keluar dari tempat pekerjaannya sebagai pelayan Bakso dan masih bertemu dengan pak Jul salah satu warga desa oo pada tanggal 29 Desember 2012.

"Eja bahkan masih sempat pulang ke rumah tanggal 3 Januari 2013 dan menemui bapaknya," lanjutnya.

Akan tetapi, pada tanggal 5 Januari 2013, ujar Baharuddin, terjadi penembakan di terminal Dompu pada jam 5 pagi, sejak itulah kami tidak mengetahu kabar Eja. "Rumor dari masyarakat bahwa korbannya adalah Eja," jelasnya.

Baharuddin yang diboyong Hizbut Tahrir Indonesia menemui DPR itu, menolak tuduhan bahwa Eja pernah ke Poso atau pernah melakukan hal-hal di tempat lain. "Saya tegaskan itu tidak benar dan sangat keliru, bagaimana mau ke Poso, ke Bima saja ia tidak pernah," urainya.

Tanggal 26 Januari 2013, datang Briptu Ruslan Syah, Buser Polres Dompu, menyampaikan informasi kepada Kepala Dusun Murobaka. "Ia mengatakan kornban penembakan di belakang terminal Dompu adalah Sirajuddin, Pelayan bakso di desa oo," ungkapnya mengutip perkataan Briptu Ruslan.

Ia juga mengungkapkan, bahwasanya pihak keluarga yang hendak mendapatkan informasi keberadaan mayat Sirajuddin sangat dipersulit oleh pihak Polres Dompu. Malah tanpa beban Kapolres Dompu mengatakan itu bukan domainnya. "Itu bukan urusan saya, itu urusan Densus 88, begitu kata pak Kapolres," cerita Baharuddin.

"Saya berkata, kenapa bukan urusan bapak? Inikan wilayah kekuasaan hukum bapak," tambahnya dengan nada kesal.

Meski pihak keluarga sempat dijanjikan akan diberikan informasi tentang keberadaan mayat Sirajuddin dari pihak DPRD Dompu. Namun, hingga kini janji tersebut tidak pernah terbukti. "DPRD janjikan 2x 24 jam, namun hingga saat ini tidak ada kepastian sama sekali," tutupnya di tengah audiensi tersebut. (bilal/arrahmah.com)


17.11 | 0 komentar | Read More

Mujahidin mengeksekusi mati tiga tentara durjana rezim Syiah Irak

BAGHDAD (Arrahmah.com) – Departemen Informasi Daulah Islam Irak kembali merilis hasil-hasil operasi jihad yang mereka lakukan dan berhasil mereka dokumentasikan di propinsi-propinsi selatan untuk periode bulan Shafar 1434 H. Berikut laporan berkala tersebut untuk hari Rabu, 19 Shafar 1434 H bertepatan dengan 2 Januari 2012 M.   

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Laporan tentang operasi-operasi militer yang berhasil didokumentasikan di wilayah selatan

Segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada nabi kita Muhammad, keluarganya dan seluruh sahabatnya. Amma ba'du.

Berikut ini laporan tentang operasi-operasi militer yang berhasil didokumentasikan dan dilakukan oleh mujahidin Daulah Islam Irak ~semoga Allah menjayakannya~ di sebagian wilayah dalam propinsi-propinsi selatan selama bulan Shafar, segala pujian dan karunia milik Allah semata.

1. Menyerang konvoi tentara Dajjal dan pasukan pengiring yang mengawal upacara "ziyarah arba'iniyah" dengan meledakkan bom mobil yang diparkir di kawasan Tahiriyah, Mahawil, sehingga menewaskan dan mencederai banyak tentara serta menghancurkan delapan mobil militer. Serangan ini dilakukan pada tanggal 19 Shafar 1434 H.

2. Menyerang dan membunuh Salman Abdurrazzaq Al-Aitsawi, anggota Pasukan Khusus rezim Shafawi yang berada di bawah perintah langsung dari pemimpin kekafiran, Nouri Al-Maliki, dan membunuh saudara kandungnya, As'ad Abdurrazzaq Al-Aitsawi, seorang agen intelijen rezim Shafawi. Satu regu mujahidin menyerang rumah dinas kedua orang durjana itu di kawasan Diriyah, Madain, lalu melaksanakan hukum Allah atas keduanya. Serangan ini dilakukan pada tanggal 19 Shafar 1434 H.

3. Menyerang dan membunuh orang murtad, Salman Hasan, seorang durjana dari kestauan tentara rezim Shafawi oleh regu mujahidin di kawasan Diriyah, Madain. Serangan itu langsung menewaskannya. Serangan ini dilakukan pada tanggal 19 Shafar 1434 H.

Allahu Akbar

Kemuliaan hanyalah milik Allah, Rasul-Nya dan kaum beriman, akan tetapi orang-orang munafik tidak memahaminya.

 

Departemen Informasi

Daulah Islam Irak

 

Sumber: Al-Fajr Media Center

(muhibalmajdi/arrahmah.com)


17.11 | 0 komentar | Read More

Syaikh Mamduh: Pokok aqidah Syiah tidak berdasarkan dalil al Qur'an yang jelas

MAKASSAR (Arrahmah.com) -  Dalam seminar Islam dan Ideologi (17/2) di Baruga AP Pettarani Unhas, kerjasama LDK MPM Unhas dan Majalah Qiblati, Syaikh Mamduh selaku pembicara menegaskan imamah merupakan pokok agama syiah.

"Yaitu keyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib dan 11 imam versi syiah sebagai penerus Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam berdasarkan ketetapan wahyu Allah." tegas Syaikh Mamduh seperti rilis yang dikirim Muslimunhas kepada arrahmah.com, Selasa (19/2/2013)

Syaikh memulai pembahasan tentang pentingnya menetapkan aqidah berdasarkan ayat muhkam (tegas), bukan ayat-ayat mutasyaabihat (samar). Sebagaimana aqidah Islam selalu ditetapkan dengan ayat-ayat muhkam.

"Kita meyakini Tuhan itu satu. Allah berfirman bahwa tuhan satu yaitu Ia. Muhammad adalah Rasulullah, maka Allah berfirman dalam Al-Qur'an bahwa Muhammad itu RasulNya. Shalat itu wajib, maka dalam Al-Qur'an Allah mewajibkan Shalat. Puasa itu wajib, maka Al-Qur'an menegaskan puasa itu wajib. Demikianlah, Allah dalam perkara ushul (pokok) baik dalam aqidah dan ibadah selalu menegaskannya dalam Al-Qur'an." Ungkap Syaikh Mamduh.

 Ia memaparkan kitab-kitab syiah yang menunjukkan bahwa kepemimpinan versi syiah mesti ditetapkan dengan wahyu Allah. Sedangkan ahlussunnah meyakini kepemimpinan setelah Rasulullah dilakukan dengan musyawarah. Menurut syiah, orang-orang yang tidak beriman dengan kepemimpinan Ali setelah Rasulullah pada hakikatnya tidaklah beriman kepada Rasulullah.

Namun, sesuai penelitian syiakh Mamduh, tidak satupun ayat Al-Qur'an yang menyebutkan wajibnya mengangkat Ali, bukan Abu Bakar dan Umar, setelah Nabi sebagai pemimpin. Menurut beliau, tidak satupun ayat yang menyiratkan kepemimpinan itu. Padahal Allah menyebutkan hewan-hewan seperti semut, lebah, onta, keledai, dan anjing. Allah menyebutkan pula anggur, kurma, dan zaitun. Allah juga dengan terang menyebutkan haidh. Sementara kepemimpinan Ali bin Abi Thalib yang oleh syiah diklaim wajib dan mulia, Allah sama sekali tidak pernah menyebutkannya dalam Qur'an.

Syaikh banyak menyebutkan contoh-contoh kekeliruan syiah dalam menetapkan aqidah kepemimpinan Ali setelah Nabi.

"Jika ada orang dari daerah terpencil misal di Amerika atau Afrika mendapat Al-Qur'an lalu beriman. Ia beriman bahwa Allah itu satu, bahwa Muhammad itu Rasulullah, tetapi ia tidak beriman bahwa Ali adalah imam yang wajib diangkat berdasar wahyu, apakah orang itu sudah beriman atau masih belum beriman?" tanyanya retoris.

Doktor jebolan Ma'had Al-Haram Al-Makkai Asy-Syarif Saudi ini melanjutkan, tidak satupun aqidah syiah yang ditetapkan dengan ayat-ayat muhkam. Terutama dalam persoalan kepemimpinan Ali dan 11 imam versi syiah. Ayah empat anak ini berulang-ulang menegaskan bahwa aqidah syiah selalu diambil dari ayat-ayat mutasyaabihat (samar) yang diartikan sesuai kehendak ulama-ulama syiah dan aqidah itu tidak bisa ditetapkan selain dengan mengambil dalil-dalil lain yang validitas sanadnya (jalur riwayat) tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Padahal, lanjut beliau, ketika Allah mewajibkan shalat, Allah menyebutkannya dengan tegas dalam Al-Qur'an. Bahkan berulang-ulang. Ketika Allah mewajibkan puasa, Allah berfirman dalam Al-Qur'an. Begitupun dengan zakat dan haji.

"Lalu mengapa Allah tidak menyebutkan kepemimpinan Ali jika ini memang benar?" terangnya dengan nada meninggi.

Syaikh yang terkenal dengan bantahannya terhadap syiah ini menerangkan panjang lebar ayat-ayat Al-Qur'an yang sering digunakan syiah untuk mengklaim kepemimpinan Ali setelah Rasulullah. Diakhir acara, seorang peserta mengaku tidak puas karena menurutnya tidak semua syiah sesat, meskipun saat materi ia tidak menanggapi sama sekali. (bilal/arrahmah.com)


17.11 | 0 komentar | Read More

Rakyat Afghan kembali kepada Taliban untuk mencari keadilan

KABUL (Arrahmah.com) – Kesulitan menyelesaikan kasus di pengadilan negara dan banyaknya kasus korupsi para pejabat hukum membuat rakyat Afghan kembali kepada Taliban atau Imarah Islam Afghanistan untuk mencari keadilan.

"Kurangnya akses kepada keadilan dan merajalelanya korupsi di dalam sistem peradilan telah 'memaksa' rakyat membawa kasus mereka ke pengadilan Taliban," kata Pengawas Integritas Afghansitan (IWA) pada Selasa (19/2/2013), dikutip Pajwhok Afghan News.

Dalam sebuah laporan yang dirilis di Kabul, organisasi independen tersebut mengatakan bahwa pihaknya telah memonitor dengan cermat sistem peradilan dan memastikan pandangan rakyat di pusat provinsi Bamyan dan Kapisa selama 18 bulan terakhir.

Haris Jahangir, seorang anggota IWA, mengekspresikan keprihatinan yang sangat besar pada kasus korupsi di sektor peradilan. Dia mengatakan upaya komunitas internasional dan pemerintah Afghan telah gagal untuk mengatasi masalah ini.

Oleh sebab itu, sebagian besar rakyat, setidaknya yang dilaporkan di dua provinsi tersebut, kembali kepada Taliban untuk mendapatkan keadilan. 

Yama Turabi, ketua IWA, mengatakan kepada Pajhwok bahwa 14 persen kasus telah diajukan kepada pengadilan di Bamyan dan Kapisa selama tiga bulan terakhir. Sisa 86 persennya diputuskan di kediaman para hakim atau kantor-kantor pribadi, menurut Turabi.

Sementara uang dalam jumlah besar telah diminta untuk persidangan kasus-kasus mereka di pengadilan, sehingga rakyat menjadi kecewa dan oleh karena itu mereka kembali kepada pengadilan Syariah yang dikelola Taliban demi mendapatkan keadilan.

Imarah Islam Afghanistan memiliki sistem peradilan sendiri yang berdasarkan Syariah Islam dan tidak ada pemerasan uang di dalamnya. (siraaj/arrahmah.com)


17.11 | 0 komentar | Read More

FPI siap gagalkan investasi miras

Written By Unknown on Selasa, 19 Februari 2013 | 17.11

JAKARTA (Arrahmah.com) - Front Pembela Islam (FPI) akan menggagalkan rencana Kementerian Perindustrian yang mempermudah investasi minuman beralkohol di Indonesia.

"Kita akan protes keras ke Kementerian Perindustrian. Jangka panjang, jangan sampai ada minuman beralkohol di Indonesia. Ini kok ada investasi segala, justru merusak generasi bangsa," kata Ketua Bidang Dakwah dan Hubungan Lintas Agama DPP Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhsin Ahmad Alatas seperti dilansir itoday, Selasa (19/02).

Menurut  Habib Muhsin, rencana Kementerian Perindustrian itu menunjukkan karakter negara sekuler yang mengabaikan norma agama, etika dan kesehatan.

"Semua ukuran kebaikan hanya didasarkan materi. Ini karakter bangsa Indonesia sekarang. Kita akan bersikap, peraturan sudah keluar, kita akan protes, kita sebagai komponen bangsa, kita protes kepada Kementerian Perindustrian," kata Habib Muhsin.

Kata Habib Muhsin, minuman beralkohol itu tidak ada manfaatnya sama sekali. "Minuman keras tidak ada manfaatnya. Para turis ke Indonesia bukan karena minuman keras," ungkap Habib Muhsin.

Selain itu, Habib Muhsin mencurigai asosiasi pengusaha hiburan mendesak Kementerian Perindustrian untuk mempermudah investasi minuman beralkohol.

"Ada asosiasi pengusaha hiburan mempengaruhi Kementerian Perindustrian. Kementerian dikasih duit, mengeluarkan peraturan tersebut. sewaktu orang liberal meminta perda minuman keras dicabut. Ini kelompok liberal kerjasama dengan asosiasi pengimpor minuman keras dan pengusaha hiburan menekan Kementerian Dalam Negeri dengan alasan HAM, investisasi dan lain-lain," papar Habib Muhsin.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, investasi minuman beralkohol di Indonesia bakal diperlonggar. Investasi sektor itu masih dibatasi aturan Daftar Negatif Investasi (DNI).

Rencana itu disampaikan Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Benny Wahyudi, Senin (18/02). "Ketimbang kita biarkan impor dan impor. Ingat sektor wisata kita tumbuh cukup baik, hotel restoran itu cukup baik, dan daya beli masyarakat itu cukup meningkat. Kalau tidak ada tambahan kapasitas produksi, satu-satunya cara ya dari impor, dan itu akan menguras devisa. Dan tentu saat ini sudah dalam proses pembahasan," kata Benny seperti dikutip Detik. (bilal/arrahmah.com)


17.11 | 0 komentar | Read More

Polisi janjikan hadiah bagi DPO Poso yang menyerahkan diri

POSO (Arrahmah.com) - Kepolisian Resor Poso, Sulawesi Tengah berjanji akan memberi hadiah dan menjamin keamanan bagi para DPO Poso yang mau menyerahkan diri.

"Saya berjanji, jika para DPO yang mau menyerahkan diri baik-baik ke polisi, saya akan jamin keamanannya," ujar Kepala Polisi Resor Poso, Ajun Komisaris Besar Susnadi, seperti dilansir Tempo, Selasa, (19/2/2013).

Susnadi mengatakan, selain jaminan keamanan, dia juga berjanji akan memberikan hadiah khusus. "Jadi alangkah baiknya jika DPO yang masih buron tersebut menyerahkan diri dan menyerahkan senjatanya, ketimbang harus melakukan perlawanan. Sebab sesama warga negara Republik Indonesia sudah seharusnya tidak saling melukai," katanya.

Lulusan Akedemi Polisi tahun 1995 ini mengatakan Poso sebenarnya daerah yang aman dan nyaman. Jauh dari pandangan orang luar yang menggambarkan Poso sebagai daerah yang seram. "Jika dibandingkan antara Poso dan Jakarta, lebih seram Jakarta," kata dia.

Susnadi yang baru saja dilantik menggantikan Ajun Komisaris Besar Eko Santoso ini mengatakan akan melanjutkan tugas-tugas yang telah dijalankan oleh pendahulunya itu. Namun, dia tak ingin menyebutkan soal operasi perburuan teroris yang diduga masih berkeliaran di kawasan pegunungan Poso.

"Untuk saat ini, saya belum bisa bicarakan soal pengejaran buron terduga teroris tersebut, karena itu kewenangan Densus 88 Mabes Polri. Kami di Polres sebatas mem-back up, termasuk memberikan imbauan," kata Susnadi.

Sebelumnya, polisi mengumumkan 24 orang buron tertuduh teroris Poso. Dari 24 orang tersebut, satu orang di antaranya bernama Ali Sannang, alias Papa Khairul, ditangkap di wilayah Dusun Tamanjeka, Poso Pesisir pada 21 Januari 2013. Sementara itu, satu orang lainnya bernama Imran alias Papa Saiful, 25 tahun, menyerahkan diri pada 10 Februari 2013. Kini polisi tengah mengejar 22 buron tertuduh teroris lainnya.(bilal/arrahmah.com)


17.11 | 0 komentar | Read More

Agus ikut pelatihan di Aceh berniat menjalankan syari'at I'dad

JAKARTA (Arrahmah.com) - Pengadilan Negeri Jakarta Barat kembali menggelar sidang lanjutan tindak pidana terorisme yang mendakwa Agus Supriyanto alias Farel alias Fakhri, anggota kelompok i'dad asykari (pelatihan militer syar'iyah) Aceh yang ikut pelatihan i'dad syari'iyah di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam.

Sidang kali ini mengagendakan pemeriksaan terdakwa dimana dalam kesaksiannya, Agus mengakui jika dirinya ikut dalam pelatihan yang terjadi pada medio 2010 lalu itu. Namun, ia tidak menyangka jika dalam pelatihan tersebut menggunakan persenjataan organik.

"Saya diajak sama Imam Rosyidi untuk ikut pelatihan di Gunung. Ketika tiba di lokasi ternyata sudah ada persenjataan dan tujuh orang yang sudah menanti," katanya dihadapan majelis hakim, Jakarta, Senin (18/2/2013).

Agus mengungkapkan jika alasanya mengikuti pelatihan tersebut berangkat dari sebuah pemahaman terhadap ayat Al-Quran yang menjelaskan soal anjuran untuk mempersiapkan diri sampai pada batas kemampuan seseorang (syari'at i'dad fisabilillah).

"Dalam pemahaman saya, ketika kita mempelajari sesuatu itu harus diamalkan, saya merasa terpanggil karena disamping itu melihat perkembangan umat muslim di luar negeri yang terus mengalami penindasan," katanya.

Terkait umur rata-rata peserta yang masih muda, Agus menyatakan karena anak muda tersebut mudah diberi pemahaman baru.

"Kalau umurnya masih muda kan memiliki semangat tinggi dan masih kuat, sehingga gampang untuk memberikan pemahaman baru," jawab Agus.

Ia pun mengakui, dalam pelatihan tersebut dirinya sempat belajar menembak dimana targetnya selembar karton yang diberi garis lingkaran.

Selain itu menurut Agus, ada bendera yang dikibarkan di lokasi pelatihan yang berlafadzkan kalimat tauhid.

"Bendera itulah yang menambah keyakinan dan semangat saya untuk membela negara, karena masyarakat sipil pun memiliki hak untuk membela negaranya," tuturnya.

Sebelumnya, dipersidangan sebelumnya, Jaksa penuntut umum menghadirkan saksi ahli dari Mabes Polri dan dalam kesaksiannya, Maruli menjelaskan sejumlah senjata api dari berbagai merk dan pabrik dari luar Negeri menjadi alat bukti dalam menguak fakta-fakta yang berhubungan dengan kelompok Aceh. (bilal/SI/arrahmah.com)


17.11 | 0 komentar | Read More

Serang asrama militer di Idlib, mujahidin rebut satu tank musuh

IDLIB (Arrahmah.com) – Mujahidin Jabhah Nushrah mengerahkan dua tank, senapan mesin berat dan meriam dalam penyerangan terhadap asrama militer rezim Nushairiyah Suriah di kota Idlib pada Rabu (30/1/2013). Saat mujahidin berhasil menghancurkan sebuah tank musuh, merebut satu tank lainnya dan senapan ringan dari markas musuh, pasukan tank musuh berdatangan. Pertempuran tak seimbang itu menyebabkan delapan mujahid gugur dan mujahidin terpaksa mundur. Namun pada keesokan harinya mujahidin kembali menghujani asrama militer musuh dengan tembakan mortar.

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

logo jabhah nushrah

Jabhah Nushrah – Penjelasan no. 229

Serangan terhadap asrama militer di Idlib

Segala puji bagi Allah Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada orang yang murah senyum lagi jago berperang, nabi kita Muhammad, seluruh sahabat dan keluarga beliau. Amma ba'du.

Setelah berserah diri kepada Allah semata Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengalahkan, dan mengambil sarana-sarana kemenangan dan kejayaan, sekelompok mujahidin Jabhah Nushrha melakukan serangan terhadap asrama militer di Idlib yang terletak di jalan raya Idlib – Sarmen, dengan berselimutkan kesabaran dan keteguhan, berbekalkan meriam-meriam dan tank-tank, di mana turut ambil bagian dalam serangan ini dua tank dan beberapa meriam kaliber 23 mm serta senapan mesin berat DShK, ditambah senapan mesin berat kaliber 14,5 mm dan meriam kaliber 125 mm.

Peperangan antara kebenaran dan kebatilan mulai pecah pada pukul 07.00 hari Rabu pagi, tanggal 18 Rabi'ul Awwal 1434 H bertepatan dengan 30 Januari 2013, di mana mujahidin Jabhah Nushrah mempergunakan tank T 72 untuk menembaki pintu gerbang utama asrama militer. Segala puji bagi Allah semata, tembakan-tembakan itu tepat mengenai sasaran.

Setelah itu mujahidin berhasil menyerang posko pemeriksaan pada pintu gerbang utama asrama dan kemudian terlibat pertempuran sengit dalam bangunan-bangunan kompleks asrama militer. Dalam pertempuran tersebut mujahidin berhasil menghancurkan sebuah tank pasukan rezim Nushairiyah, merebut sebuah tank lainnya dan memperoleh banyak senjata ringan berikut amunisinya. Segala puji dan karunia milik Allah semata.

Allah berkehendak pasukan bantuan thaghut Nushairiyah Suriah datang dari kota Idlib dalam jumlah besar, terdiri dari tujuh tank T 82 dan panser-panser, sehingga memaksa ikhwah-ikhwah untuk menyingkir dari bangunan-bangunan, agar Allah melaksanakan perkara yang telah ditetapkan-Nya. Sebanyak delapan ikhwah mendapatkan kesyahidan ~semoga Allah menerima mereka~ dan beberapa ikhwah lainnya mengalami luka-luka ~semoga Allah menyembuhkan mereka~.

Namun bagaimana rezim Asad akan bisa tidur dengan tenang? Keesokan harinya, Kamis tanggal 31 Januari 2013 M, mujahidin kembali menyerang asrama militer dan melakukan pengepungan yang ketat sampai hari Sabtu, 2 Februari 2013 M, di mana mujahidin menghujani bangunan-bangunan asrama militer dengan tembakan mortar sebelum Maghrib dan berlangsung selama 1,5 jam penuh. Tembakan-tembakan mortar itu tepat mengenai sasaran. Segala karunia dan pujian milik Allah semata.

Brifieng langkah-langkah penyerangan terhadap asrama militer

Brifieng langkah-langkah penyerangan terhadap asrama militer

Tank mujahidin menembaki posisi musuh

Tank mujahidin menembaki posisi musuh

Tank mujahidin mengirimkan tembakan api ke posisi musuh

Tank mujahidin mengirimkan tembakan api ke posisi musuh

Meriam mujahidin menembaki posisi musuh dengan mortar

Meriam mujahidin menembaki posisi musuh dengan mortar

Sniper mujahidin mengincar pasukan murtad

Sniper mujahidin mengincar pasukan murtad

Mayat tentara rezim Suriah berserakan dalam asrama militer

Mayat tentara rezim Suriah berserakan dalam asrama militer

Mujahidin memasangg bom pada dinding asrama militer

Mujahidin memasangg bom pada dinding asrama militer

Mujahidin menyerbu dalam asrama militer

Mujahidin menyerbu dalam asrama militer

Mujahidin menembakkan roket RPG dalam asrama militer

Mujahidin menembakkan roket RPG dalam asrama militer

Mujahidin menyisir bagian dalam asrama setelah menguasainya

Mujahidin menyisir bagian dalam asrama setelah menguasainya

Allah Maha Melaksanakan urusan-Nya akan tetapi kebanyakan manusia tidak memahaminya.

Jabhah Nuhsrah li-Ahli Syam

Yayasan Media Al-Manarah Al-Baidha'

 

Janganlah Anda melupakan kami dalam doa Anda

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam

Selasa, 24 Rabi'ul Awwal 1434 H / 5 Februari 2013 M

(muhibalmajdi/arrahmah.com)


17.11 | 0 komentar | Read More

Pengendara di Dubai didenda 500 Dirham jika buang puntung rokok ke jalan

DUBAI (Arrahmah.com) – Mayor Jenderal Muhammad Said al Zafeen, Direktur Jenderal Departemen Lalu Lintas di Dubai, telah mengatakan bahwa para pengendara yang melemparkan puntung rokok dari kendaraan mereka bisa dikenakan denda 500 Dirham (AED), demikian dilansir Emirates 247.

Al Zafeen "mengancam" para pengendara yang membuang puntung rokok mereka ke jalan dengan 500 Dirham karena bisa berbahaya. Selain itu Al Zafeen juga telah memerintahkan agar truk diberikan jalur yang terpisah, karena meskipun truk hanya 20 persen dari jumlah total kendaraan, tetapi truk mewakili 40 persen kecelakaan fatal.

Al Zafeen menambahkan bahwa 15.000 bus dan 20.000 kendaraan berat telah didenda pada 2012.

Dia juga mengatakan bahwa Polisi Lalu Lintas Dubai telah mendenda 44.000 pengendara selama 2012 karena menggunakan ponsel mereka pada saat mengemudi, karena bisa menyebabkan kecelakaan. (siraaj/arrahmah.com)


17.11 | 0 komentar | Read More

CIIA: Ketidakadilan akar kasus Poso

Written By Unknown on Senin, 18 Februari 2013 | 17.11

JAKARTA (Arrahmah.com) – Konflik Poso yang meletup sekitar 14 tahun lalu (sekitar  1998) berbeda dengan kasus sekarang. Dulu diawali dari perkelahian anak-anak mabok (Kristen) dan membacok seorang remaja masjid kemudian menjadi konflik yang eskalasinya meluas menjadi perang Muslim Vs Kristen.Disamping faktor  kepentingan ekonomi dan politik regional juga berkontribusi menjadikan konflik makin komplikasi.

Demikian itu diungkapkan Direktur CIIA (The Community Of Ideological Islamic Analyst), Harits Abu Ulya, kepada arrahmah.com, Minggu (17/2/2013) Jakarta.

"Sekarang beda, yang terjadi hanya "perang" antara beberapa kelompok orang Vs aparat keamanan (Polri)," Ungkapnya.

Tapi kasus sekarang, menurut Harits, juga masih ada benang merahnya dengan konflik masa lalu, serangan yang dilakukan oleh sekelompok kecil orang tersebut merupakan dampak dari sisa kezaliman masa lalu.

"Jadi, serangan itu adalah wujud residu ketidakadilan dari penanganan konflik masa lalu yang tidak tuntas," ujar Pemerhati Kontra Terorisme ini.

Lanjut Harits, ditambah akumulasi perlawanan dari kelompok tertentu yang selama ini jadi buron dengan tuduhan terorisme. Kemudian Poso di jadikan basis perlawanan terhadap apa yang menurut mereka adalah kedzaliman.

"Jadi, terlalu didramatisir kalau kasus sekarang dikatakan konflik. Kalau tindakan yang bisa memicu konflik benar adanya, baik dari tindakan apara kepolisian yang tidak proporsional dan overacting maupun teror yang dilakukan orang-orang tertentu terhadap aparat kepolisian," paparnya.

Penanganan berlebihan

Ia pun heran dengan kebijakan "militeristik" yang selalu dikedepankan dalam menangani persoalan di Poso. Bahkan, menurutnya terlalu eksesif (berlebihan) serta mengabaikan kondisi psikologis masyarakat yang belum sembuh benar dari konflik masa lalu.

"Kehadiran personil Polri dan TNI dalam jumlah yang berlebihan hanya untuk mengejar sekelompok orang  justru menjadi pemicu sikon sosial politik keamanan tidak kondusif," kritik Harits.

Apalagi, lanjut Harits, hasil buruan nihil malah justru obrak-abrik kota Poso dan menangkap orang-orang yang tidak bersalah dengan interogasi yang keji kemudian dilepas begitu saja.

"Jelas ini menyulut kebencian masyarakat Poso," tukasnya.

Kata Harits, keamanan dan kenyamanan masyarakat jadi terganggu. Ini indikasi operasi intelijen belum maksimal untuk memetakan ancaman di teritorial tertentu dan belum bisa membuat rekomendasi yang tepat dan proporsional.

"Malah yang terjadi show of force mengerahkan pasukan, terkesan kebijakan dibuat dengan emosional, paranoid dan tidak memahami realitas dilapangan," pungkasnya. (bilal/arrahmah.com)

Sebarkan!

Raih amal shalih, sebarkan informasi ini...


17.11 | 0 komentar | Read More

Komisi Pengkajian MUI: Mencaci Sahabat Nabi termasuk Penodaan agama di Indonesia

JAKARTA (Arrahmah.com) – Upaya kelompok Syiah untuk mencabut melalui upaya judicial Review UU NO 1/PNPS/1965 junto pasal 156a tentang penodaan agama, dinilai oleh anggota Komisi Pengkajian MUI Pusat, Ustadz Fahmi Salim sebagai ketidak fahaman kaum Syiah tentang kategori penodaan agama di Indonesia. Bahwasanya pencelaan terhadap Sahabat Nabi SAW merupakan pelecehan terhadap agama mayoristas di Indonesia.

"Di Iran mungkin saja pelecehan dan cacian bahkan laknat kepada sahabat Nabi suatu hal yang lazim dan bahkan jadi ritual khusus sehingga bukan suatu penodaan agama, tapi untuk Indonesia perilaku semacam itu ditolak oleh umat Islam Indonesia ," Ungkap Ustadz Fahmi Kepada arrahmah.com, Senin (18/2/2013) Jakarta.

Penolakan tersebut, kata Ustadz Fahmi, karena umat Islam di Indonesia berakidah Islam yang menghormati para sahabat Nabi.

"Sehingga dinilai pencelaan sebagai penodaan atau penistaan ajaran agama Islam yang kita anut karena mengajarkan penghormatan kepada mereka dan melarang cacian kepada mereka (Sahabat Nabi-red)," ucap pria yang juga Wasekjen MIUMI ini.

Kata Ustadz Fahmi, seorang warga Indonesia apalagi mengaku muslim wajib menghormati kaidah dan ajaran Islam seperti itu yang dianut mayoritas bangsa Indonesia. UU PNPS 1965 tentang Penodaan Agama itu sudah tepat dan benar untuk melindungi kebebasan beragama dan bukan kebebasan menistakan agama di tanah air.

"Sebab umat Islam Indonesia dan dunia pada umumnya bermotto "Cinta Allah, Cintai dan Ikuti Rasul-Nya" dan "Cinta Rasul, Cintai dan Ikuti Sahabatnya", tutupnya.

Seperti diketahui, Toko Syiah Sampang yang tengah menjalani hukuman dalam kasus penodaan agama bersama beberapa nama lainnya, mengajukanpermohonan gugatan  Judicial Review  UU NO 1/PNPS/1965 junto pasal 156a tentang penodaan agama. (bilal/arrahmah.com)

Sebarkan!

Raih amal shalih, sebarkan informasi ini...


17.11 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger